
PURWAKARTA — Ada suasana berbeda saat pembagian rapor Penilaian Tengah Semester (PTS) Ganjil di SD Plus 2 Al-Muhajirin. Bukan guru yang menjelaskan nilai, tapi justru santri sendiri yang mempresentasikan hasil belajarnya langsung di hadapan orang tua dan wali kelas. Kegiatan ini disebut Student Lead Conference (SLC)— sebuah cara seru dan mendidik untuk melatih santri agar berani berbicara, jujur mengevaluasi diri, dan belajar bertanggung jawab atas proses belajarnya.
Dalam kegiatan ini, setiap santri duduk bersama orang tua dan guru. Mereka bercerita tentang apa saja yang sudah dicapai, hal-hal yang masih sulit, dan rencana ke depan. Orang tua mendengarkan dengan bangga, kadang tersenyum melihat anaknya mulai bisa mengungkapkan isi hati dan semangatnya sendiri.
Kepala SD Plus 2 Al-Muhajirin, Hj. Lia Yulindaria, S.P., M.Pd., menjelaskan bahwa SLC bukan sekadar cara baru membagikan rapor, tapi juga cara mendidik anak untuk berani berbicara, percaya pada kemampuannya sendiri, dan menghargai setiap proses belajar.
“Kami ingin anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang bisa bertanggung jawab atas hasil belajarnya sendiri. Anak anak berbicara dengan sopan dan percaya diri, dan tahu apa yang perlu diperbaiki,” ujar Hj. Lia.
Guru dan orang tua berperan sebagai pendamping. Mereka memberi masukan, dukungan, dan semangat agar anak semakin berkembang. Sementara itu, para santri terlihat antusias — sebagian membawa hasil karya, catatan, atau portofolio yang menunjukkan proses belajar mereka selama satu semester.
Kegiatan ini tidak hanya membuat suasana pembagian rapor jadi lebih bermakna, tapi juga menjadi momen berharga bagi orang tua untuk melihat langsung bagaimana anak mereka tumbuh dalam karakter, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab.
Melalui Student Lead Conference, SD Plus 2 Al-Muhajirin ingin membentuk budaya baru di mana belajar bukan hanya soal nilai, tapi soal keberanian untuk mengenal diri, memperbaiki diri, dan menghargai proses.
“Kalau biasanya anak hanya menerima rapor, kali ini mereka justru jadi ‘pemimpin’ dalam momen itu. Mereka belajar memimpin diri sendiri, dan itu nilai yang sangat penting,” tambah Hj. Lia. (*)
