
PURWAKARTA — Di tengah isu nasional rendahnya minat dan prestasi matematika di kalangan pelajar Indonesia, santri Al-Muhajirin justru menorehkan tinta emas.
Dua satuan pendidikan di bawah naungan Yayasan Al-Muhajirin, yakni MA SMA Al-Muhajirin Pusat dan SMA 3 Al-Muhajirin, sukses memborong medali dalam ajang bergengsi Mathematics Training & Competition (MTC) 2025 yang digelar oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) di Kampus 2 Al-Muhajirin, 8–9 Agustus 2025.
Santri kelas 12 MIPA Pro MA SMA Al-Muhajirin Pusat tampil membanggakan dengan meraih sederet penghargaan:
- Medali Perak – Individual Math Challenge: Nanda Salsa Azaria
- Medali Perunggu – Individual Math Challenge: Ri’ayah Hilmiyaty ‘Adilah
- Medali Perunggu – Team Math Challenge: Nanda Salsa Azaria & Ri’ayah Hilmiyaty ‘Adilah, Khaila Putri Ramadhani & Sarah Kholisotunnisa
Kompetisi ini menguji kecepatan, logika, dan ketepatan peserta dalam menyelesaikan soal matematika tingkat lanjut.
Para santri membuktikan bahwa pendidikan pesantren yang terintegrasi dengan kurikulum umum mampu menghasilkan juara di bidang sains dan teknologi.

Juga membanggakan, SMA 3 Al-Muhajirin juga berhasil mengharumkan nama sekolah dengan raihan medali:
- Medali Perunggu – Individual Math Challenge: Tunggal Ika
- Medali Emas – Team Math Challenge: Tunggal Ika & Alia Nayyifatifani
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa semangat belajar dan kompetisi di Al-Muhajirin tidak hanya terpusat di satu sekolah, tetapi merata di seluruh unit pendidikan.
Ajang MTC ITB 2025 mempertemukan pelajar terbaik dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam persaingan ketat tersebut, para santri Al-Muhajirin menunjukkan daya juang, kemampuan berpikir kritis, serta kepercayaan diri yang tinggi.
Prestasi ini menegaskan bahwa santri pesantren selain menguasai ilmu agama, tetapi juga mampu bersaing dan berprestasi di bidang sains. Al-Muhajirin kini semakin dikenal sebagai sekolah yang unggul dalam literasi agama sekaligus literasi numerasi, menjawab tantangan rendahnya prestasi matematika nasional. (*)