Syaikhuna KH Abun Bunyamin Terangkan Adab dan Tanggung Jawab Seorang Guru terhadap Murid-muridnya

Bagikan artikel ini:
Pengajian Bersama Syaikhuna Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA

PURWAKARTA — Dalam lanjutan pengajian kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim pada malam Jumat, 12 Desember 2025, di Al-Muhajirin Kampus Pusat, Syaikhuna Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, M.A. menyampaikan penjelasan mendalam mengenai adab dan tanggung jawab seorang guru terhadap murid-muridnya.

Pengajian yang dihadiri para asatidz tersebut menegaskan bahwa peran guru tidak hanya sebatas penyampai ilmu, tetapi juga pembimbing, pelindung, dan penanggung jawab kemaslahatan murid, baik secara lahir maupun batin.

Dalam penyampaiannya, Syaikhuna menjelaskan bahwa seorang guru hendaknya senantiasa berusaha mewujudkan kemaslahatan bagi para siswa, serta menyatukan hati para santri agar terbangun ukhuwah, ketulusan, dan suasana belajar yang penuh keberkahan.

Baca Juga:  Perdalam Ilmu Tafsir di Pengajian Rutin Alumni Al-Muhajirin, Yuk Gabung!

Guru juga dituntut untuk menolong santri sesuai kemampuan yang dimilikinya, baik dengan kedudukan, pengaruh, maupun harta.

Bentuk kepedulian tersebut tercermin dari perhatian guru yang menanyakan keadaan santri apabila tidak hadir belajar, bahkan lebih utama lagi jika guru mengunjungi langsung santri atau menugaskan orang lain untuk memastikan kondisi dan alasan ketidakhadirannya.

Selain itu, Syaikhuna menekankan pentingnya empati guru terhadap kondisi murid, seperti menjenguk siswa yang sakit, meringankan beban siswa ketika mengalami kesulitan, serta menanyakan keadaan siswa kepada keluarganya apabila sedang berada dalam perjalanan.

Baca Juga:  Pererat Silaturahmi, Alumni Pesantren Al Muhajirin Gelar Pengajian di Masjid Al Khoir Unsika Karawang

Lebih jauh, guru juga diingatkan untuk senantiasa menjaga tali silaturahmi dengan murid, meskipun hanya melalui doa yang tulus dan berkesinambungan. Menurut Syaikhuna, doa guru merupakan salah satu kunci keberhasilan dan keselamatan murid.

Dalam pengajian tersebut juga ditegaskan bahwa santri yang saleh akan membawa manfaat yang jauh lebih besar bagi kebaikan dunia dan akhirat guru dibandingkan harta, kekayaan, atau bahkan kerabatnya sendiri.
Oleh karena itu, anak didik adalah investasi akhirat bagi seorang guru, yang harus dididik dengan sungguh-sungguh, penuh keikhlasan, dan tanggung jawab.

Syaikhuna mengingatkan bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh metode dan strategi pembelajaran, tetapi juga oleh ikhtiar hati guru untuk terus mendoakan murid-muridnya.

Baca Juga:  Seluruh Civitas SMI 1-3 Al Muhajirin Rutin Ikuti Pengajian Setiap Hari Rabu

Di akhir penyampaian, beliau menjelaskan ciri-ciri ulama sejati, yaitu mereka yang mampu membaca dan memahami kitab, mengajar (ta‘līm), berdakwah (tablīgh), membina akhlak (tahdzīb), memahami kondisi zaman, mengetahui kemaslahatan umat, serta memiliki sikap tawadhu dalam setiap perannya.

Pengajian ini menjadi penguatan nilai-nilai adab bagi para santri dan pendidik, bahwa ilmu yang berkah lahir dari hubungan yang dilandasi kasih sayang, kepedulian, dan keikhlasan antara guru dan murid. (*)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *