Haul Abah Pengkolan dan Napak Tilas Syaikhuna KH Abun Bunyamin

Bagikan artikel ini:
Suasana khidmat Haul Muassis KH. Sulaiman Naqsabandi dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pesantren Nailul Kirom (Pengkolan), Margamulya, Cileunyi Kab Bandung, Jumat–Sabtu, 10–11 Oktober 2025. Acara dihadiri para ulama, keluarga besar pesantren, dan ratusan jamaah dari berbagai daerah.

Cileunyi Kab Bandung— Dalam suasana penuh haru dan keberkahan, Syaikhuna Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, M.A., pendiri Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta, menghadiri Haul Muassis KH. Sulaiman Naqsabandi sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Nailul Kirom (Pengkolan), Margamulya, pada Jumat–Sabtu, 10–11 Oktober 2025 (17–18 Jumadil Akhir 1447 H).

Acara ini digelar untuk mengenang Almarhum Almaghfurllah Al-‘Arif Billah KH. Sulaiman Naqsabandi, ulama kharismatik pendiri Pesantren Pengkolan, yang dikenal luas sebagai Abah Pengkolan.

Beliau merupakan sosok mursyid dan guru yang telah melahirkan banyak ulama, di antaranya Syaikhuna KH. Abun Bunyamin — Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta.

Baca Juga:  Penasihat Grand Syekh Al Azhar Mesir Sambut Baik Kunjungan Pimpinan Ponpes Al-Muhajirin Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA

Haul muassis yang bertajuk “Satu Hati, Satu Jalan dari Pesantren Nailul Kirom” ini dihadiri para ulama dan tokoh, seperti Dr. KH. Tata Sukayat, M.Ag, Prof. Dr. KH. Rosihon Anwar, M.Ag, Prof. Dr. KH. Ajid Thohir, M.Ag, dan Drs. KH. Khollilullah, serta ratusan alumni dari berbagai angkatan.

Ada momen istimewa yang membuat suasana haul tahun ini begitu berkesan. Di sela kegiatan, Syaikhuna KH. Abun Bunyamin berkesempatan mengunjungi kembali kamar lamanya — tempat beliau pernah tinggal saat menimba ilmu di Pengkolan pada tahun 1977.

Syaikhuna Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, M.A. bersama keluarga saat mengunjungi kembali kamar lamanya di Pesantren Nailul Kirom (Pengkolan), tempat beliau mondok pada tahun 1977. Kunjungan ini menjadi momen haru dan reflektif dalam rangka Haul Muassis KH. Sulaiman Naqsabandi sekaligus Maulid Nabi Muhammad SAW.

Kamar sederhana berdinding anyaman bambu itu menyimpan kenangan panjang perjalanan hijrah seorang santri muda yang penuh perjuangan. Di ruangan itulah, Syaikhuna muda dahulu menulis, menghafal, dan menimba hikmah dari sang mursyid, KH. Sulaiman Naqsabandi. Kini, setelah puluhan tahun berlalu, beliau kembali berdiri di tempat yang sama dengan mata teduh dan senyum penuh syukur.

Baca Juga:  Santri TK Al-Muhajirin Purwakarta Kampus Pusat Berbagi di Bulan Ramadhan

“Di kamar inilah Syaikhuna dulu mondok tahun 1977 di Pesantren Pengkolan Abah Sualaiman Annaqsabandi Cinunuk. Dari Kealiman, keikhlasan Abah Pengkolan lahirlah para Ulama penerus perjuangan ..Lahu Alfaatihah.,” ujar Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd putri Syaikhuna KH. Abun Bunyamin.

Kunjungan tersebut menjadi simbol ziarah ilmu — perjalanan batin seorang murid yang kembali ke sumber cahaya tempat ia dahulu menimba ilmu dan adab.

Baca Juga:  DIREKTUR OP JASA TIRTA II JADI PEMBICARA SEMINAR NASIONAL WATER PROJECT 2023, BAHAS SMART WATERSHED MANAGEMENT

Acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tahlil, doa bersama, dan tausiah yang mengingatkan pentingnya menjaga sanad keilmuan serta meneruskan perjuangan para ulama terdahulu.

Haul muassis tahun ini bukan sekadar mengenang sang guru besar, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan keteguhan dalam berdakwah — nilai-nilai yang dulu tumbuh dari kamar kecil di Pesantren Pengkolan, yang kini menjadi saksi lahirnya ulama besar penerus perjuangan Islam di Nusantara. Lahu al-Fatihah. (*)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *