
PURWAKARTA- Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta menjadi tuan rumah Halaqoh Pondok Pesantren se-Jawa Barat pada Sabtu, 25 Januari 2025.
Acara ini diadakan di Aula Pondok Pesantren Al-Muhajirin Kampus 3, Citapen, Sukatani, Purwakarta, dalam rangka memperingati Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 dan Milad Al-Muhajirin ke-32.
Dengan mengusung tema “Kesiapan Pondok Pesantren Menyongsong Kebijakan Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Pesantren,” acara ini menjadi ajang strategis untuk mempererat silaturahmi antarpondok pesantren di Jawa Barat serta membahas langkah konkret mendukung kemandirian pesantren melalui program ketahanan pangan.
Halaqoh dibuka pada Sabtu pagi dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an dan shalawat, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathon.
Sambutan diberikan oleh Ketua Yayasan Al-Muhajirin Purwakarta, Dr. H. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd., serta Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Barat, KH. Juhadi Muhammad, S.H.
Acara semakin istimewa dengan kehadiran Rois Aam PBNU, KH. Miftahul Ahyar, yang memberikan keynote speech serta tausiyah dan doa dipimpin oleh Syaikhuna Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, M.A., Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin.
Turut hadir dalam acara ini Saidah Sakwan, M.A., Pimpinan Baznas Pusat, yang juga pengurus Lakpesdam PBNU; KH. Sarmidi Husna, Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M); Dr. H. Anang Jauharuddin, M.M.Pd., Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Barat sekaligus Ketua Harlah NU ke-102 di Jawa Barat serta hadir Perwakilan dari Bank BRI.
Peserta dalam halaqoh ini meliputi Ketua Tanfidziyah dan Rois Syuriah PCNU Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, Ketua RMI dan LP Ma’arif Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, serta pesantren-pesantren dari wilayah Purwakarta, Subang, dan Karawang (Purwasuka).
Selain itu, turut hadir pengurus PCNU Kabupaten Purwakarta, Ketua Tanfidziyah dan Rois Syuriah MWC se-Kabupaten Purwakarta, serta pengurus PWNU Jawa Barat beserta lembaga dan badan otonomnya.
Semangat Berkhidmat
Dalam sambutannya, Dr. H. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd., menyampaikan rasa syukur dan kehormatan bagi Al-Muhajirin menjadi tuan rumah Halaqoh yang merupakan rangkaian Harlah Nahdlatul Ulama ke-102 di Jawa Barat.
Ia menyanjung kehadiran KH. Miftahul Ahyar, yang tiba dari perjalanan panjang di Kediri.
“Kehadiran Romo Kyai Miftahul Ahyar menjadi semangat bagi kita semua untuk terus berjuang dan berkhidmat demi Nahdlatul Ulama. Kami juga mohon doa agar Al-Muhajirin di Milad yang ke-32 ini dapat terus memberikan kontribusi terbaik dalam mencerdaskan anak bangsa dan melayani umat,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa acara ini merupakan momentum strategis untuk membahas langkah konkret dalam mendukung ketahanan pangan dan kemandirian pesantren.
Dr. Hj. Ifa juga menyoroti pentingnya program ketahanan pangan yang menjadi fokus pemerintah saat ini. Ia mengungkapkan, Al-Muhajirin telah melaksanakan program makan bergizi untuk anak-anak, sebagai bagian dari upaya mendukung gizi generasi muda.
“Saat ini, pemerintah meluncurkan program ketahanan pangan untuk penguatan gizi dengan adanya program makan bergizi untuk anak-anak. Alhamdulillah, Al-Muhajirin telah memulai program ini dan ditunjuk langsung oleh BGN,” tambahnya.
Menurutnya program tersebut dapat disinergikan dengan kemandirian pondok pesantren. Ia menyebutkan, potensi besar pesantren harus dimaksimalkan untuk mencapai tujuan ini.
“Banyak yang bertanya bagaimana program ini bisa disinergikan dengan program ketahanan pangan ataupun kemandirian pondok pesantren di Jawa Barat. Alhamdulillah, kami merasakan potensi yang sangat besar untuk dimaksimalkan sebagai upaya mewujudkan kemandirian pesantren. Jika saya melihat kesibukan kami di dapur sehat, kami di Al-Muhajirin memiliki dapur sehat yang melayani 3.000 penerima per hari. Untuk itu, kebutuhan bahan pokok seperti ayam, telur, dan sayuran mencapai 200 kilogram per hari,” ungkapnya.
Selain itu, Dr. Hj. Ifa memberikan apresiasi kepada berbagai pihak yang hadir dalam acara ini, termasuk Pimpinan BAZNAS Pusat Saidah Sakwan, M.A., serta pihak Bank BRI yang siap mendukung pendanaan program kemandirian pesantren.
“Tadi kita sudah mendengar banyak dari BAZNAS tentang program ketahanan pangan ataupun kemandirian pondok pesantren. Tentunya ada juga program lainnya dari P3M, termasuk dari RMI dan BRI,” ujarnya.
Di penghujung pidatonya, beliau mengajak semua pihak untuk terus bersama-sama memperjuangkan kemaslahatan umat dan bangsa.
“Sebagai warga NU, Ulama kita adalah pionir kemerdekaan bangsa. Sudah seharusnya kita berada di garis depan menyongsong program ketahanan pangan ini,” pungkasnya. (*)