
PURWAKARTA – Rois Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftahul Ahyar, memberikan apresiasi yang mendalam terhadap perkembangan Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta.
Pujian tersebut disampaikan saat memberikan keynote speech dalam Halaqoh Pondok Pesantren se-Jawa Barat memperingati Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-102 dan Milad Al-Muhajirin ke-32, yang diadakan di Aula Pondok Pesantren Al-Muhajirin Kampus 3, Citapen, Sukatani, Purwakarta, Sabtu 25 Januari 2025.
Dalam sambutannya, KH Miftahul Ahyar menyanjung pertumbuhan luar biasa Pesantren Al-Muhajirin di bawah kepemimpinan dan asuhan Syaikh Prof. Dr. KH Abun Bunyamin, M.A. Ia terkesan dengan pesatnya perkembangan pesantren yang kini telah memiliki tujuh kampus.
“Saya pernah datang ke sini beberapa tahun lalu, saat itu Al-Muhajirin masih memiliki tiga kampus. Subhanallah, sekarang sudah tujuh. Ini anugerah luar biasa dari Allah kepada Syaikh KH Abun Bunyamin,” ujar KH Miftahul Ahyar.
Beliau juga memuji dedikasi Prof. KH Abun Bunyamin yang terus konsisten mendampingi perkembangan Pesantren Al-Muhajirin.
“Sepertinya tiada waktu tanpa ada penambahan sesuatu yang baru dan baik. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan kekuatan kepada beliau untuk terus memakmurkan pesantren ini,” tambahnya.
KH Miftahul Ahyar menyampaikan bahwa keberhasilan Al-Muhajirin menjadi inspirasi. Ia juga mengapresiasi kehadiran Rois Syuriah PWNU Jawa Barat, Syaikh Prof. Dr. KH Abun Bunyamin, yang selalu aktif dalam berbagai kegiatan PBNU.
“Saya sering bertemu beliau di berbagai acara PBNU. Luar biasa, beliau dan ketua tanfidziyah Jawa Barat selalu hadir di mana-mana. Semoga ini dapat mengilhami PCNU-PCNU lainnya untuk terus bergerak membimbing dan memimpin organisasi Nahdlatul Ulama di Jawa Barat,” tutur KH Miftahul Ahyar.
Ia menekankan bahwa pergerakan merupakan sumber keberkahan. “Dalam setiap pergerakan terdapat barokah. Peringatan hari lahir, baik untuk pesantren maupun Nahdlatul Ulama yang kini berusia 102 tahun, adalah momen penting untuk meresapi makna perjuangan dan keberkahan ini,” ungkapnya.
KH Miftahul Ahyar mengingatkan kembali bagaimana Nahdlatul Ulama lahir dalam keterbatasan 102 tahun yang lalu namun mampu menjadi organisasi terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.
“Saya yakin, NU bukan hanya organisasi terbesar di dunia, tetapi juga akan menjadi organisasi terbesar di akhirat,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.
Turut hadir dalam acara ini Saidah Sakwan, M.A., Pimpinan Baznas Pusat, yang juga pengurus Lakpesdam PBNU; KH. Sarmidi Husna, Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M); Dr. H. Anang Jauharuddin, M.M.Pd., Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Barat sekaligus Ketua Harlah NU ke-102 di Jawa Barat.
Peserta dalam halaqoh ini meliputi Ketua Tanfidziyah dan Rois Syuriah PCNU Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, Ketua RMI dan LP Ma’arif Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, serta pesantren-pesantren dari wilayah Purwakarta, Subang, dan Karawang (Purwasuka).
Selain itu, turut hadir pengurus PCNU Kabupaten Purwakarta, Ketua Tanfidziyah dan Rois Syuriah MWC se-Kabupaten Purwakarta, serta pengurus PWNU Jawa Barat beserta lembaga dan badan otonomnya. (*)