
PURWAKARTA- Suasana haru dan bahagia menyelimuti Aula SDK Al-Muhajirin Kampus Pusat dalam peringatan Milad ke-71 Syaikhuna Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA, Rabu 10 September 2025. Acara sederhana namun penuh kebahagiaan ini dihadiri keluarga besar Al-Muhajirin, para guru, serta staf yang turut memberikan doa terbaik bagi kesehatan dan keberkahan Syaikhuna.
Rangkaian acara dimulai dengan tausiyah dari Syaikhuna. Beliau menyampaikan bahwa setiap insan pasti menghadapi ujian, dan justru di balik ujian itu terdapat ruang untuk semakin dekat kepada Allah SWT. “Apakah ujian ini nikmat, anugerah, atau istidraj? Mari kita hadapi dengan sabar agar ujian itu menjadi pintu kebaikan,” pesan beliau.
Dalam tausiyahnya, Syaikhuna juga menyampaikan tiga kunci keberkahan hidup: Jika sudah selesai dengan suatu amal, segera lakukan kebaikan yang lain. Senantiasa berdoa kepada Allah siang dan malam. Bangun sebelum tidur, yaitu bermuhasabah sebelum beristirahat malam.
Beliau juga mengingatkan pentingnya kasih sayang, menjauhi permusuhan, serta mendidik anak menjadi saleh. Tausiyah itu ditutup dengan ajakan untuk selalu bermusyawarah, bertawakal, dan menjadikan setiap amal sebagai doa yang akan berbalas kebaikan.
Momen paling berkesan dalam peringatan Milad kali ini adalah ketika Syaikhuna memperlihatkan foto dirinya tengah menggendong bayi, yang tak lain adalah buyut pertamanya. Kehadiran buyut tercinta itu melengkapi kebahagiaan Milad ke-71, seakan menjadi simbol estafet doa dan keberkahan dalam keluarga besar beliau.

Putri tercinta beliau sekaligus Ketua Yayasan Al-Muhajirin, Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur yang terus ditanamkan. “Di hari Milad Syaikhuna yang bahagia ini, justru kita semua yang paling bersyukur karena berada dalam bimbingan beliau. Setiap pencapaian Al-Muhajirin hari ini adalah buah perjuangan beliau yang penuh pengorbanan,” ungkap Teh Ifa.
Suasana semakin haru ketika Teh Ifa membacakan puisi karangan ayahandanya yang berjudul Umur Bukan Bilangan Tahun. Puisi tersebut mengingatkan bahwa umur bukan sekadar hitungan angka, melainkan anugerah sekaligus ujian yang harus diisi dengan taubat, istighfar, amal jariyah, dan mendidik anak saleh agar mendoakan orang tuanya kelak.
Menambah kehangatan acara, para guru Al-Muhajirin mempersembahkan lagu “Mabruk Alfa Mabruk” dan “Tombo Ati”. Irama syahdu itu menggema di ruangan, menghadirkan rasa haru sekaligus kebahagiaan mendalam bagi seluruh hadirin. (*)