
PURWAKARTA- Pondok Pesantren Al-Muhajirin Pusat kembali mencatatkan prestasi membanggakan. Salah satu santri terbaiknya, Zaki Prasetya, berhasil lolos seleksi Beasiswa Santri Berprestasi dalam Program Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) untuk jenjang Strata 1 (S1). Program bergengsi ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Agama RI dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bawah Kementerian Keuangan RI.
Zaki dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa dan akan melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Indonesia (UI), salah satu kampus ternama dan paling bergengsi di Indonesia. Keberhasilannya menembus seleksi ketat ini menjadi bukti bahwa santri memiliki daya saing tinggi dalam dunia akademik nasional, sekaligus membawa nama baik Pesantren Al-Muhajirin sebagai lembaga pendidikan Islam yang unggul dan progresif.
Program Beasiswa Indonesia Bangkit bertujuan memberikan akses pendidikan tinggi kepada santri berprestasi, baik di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri. Seleksinya mencakup beberapa tahapan ketat, mulai dari seleksi administrasi, tes akademik, wawancara, hingga penilaian terhadap integritas pribadi, kemampuan kepemimpinan, serta komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan dan keislaman.
Dalam pernyataannya, Zaki Prasetya mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas kepercayaan ini. Terima kasih kepada para guru, pesantren, dan keluarga besar Al-Muhajirin yang selalu mendukung saya. Semoga ilmu yang saya raih bisa menjadi bekal untuk mengabdi kepada umat dan negara,” ujarnya penuh haru, Sabtu (2/8/2025).
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin, Syaikhuna Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA turut menyampaikan rasa bangganya atas prestasi yang diraih oleh Zaki.
“Ini adalah anugerah yang luar biasa. Santri kami mampu bersaing di level nasional. Semoga Zaki dapat menjadi contoh dan motivasi bagi santri lainnya untuk terus menuntut ilmu dan membawa manfaat bagi masyarakat luas,” tutur beliau.
Pencapaian Zaki ini diharapkan menjadi inspirasi bagi seluruh santri di Indonesia bahwa dunia akademik dan keilmuan terbuka lebar bagi siapa pun yang mau berjuang, termasuk mereka yang menimba ilmu di pondok pesantren. (*)