
PURWAKARTA – Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu secara fisik dan finansial. Bagi banyak orang, persiapan sebelum melaksanakan haji menjadi momen penting, di mana salah satu yang paling esensial adalah manasik haji.
Manasik haji secara harfiah berarti pelatihan atau bimbingan terkait ibadah haji. Hal ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk membantu calon jemaah haji memahami seluruh rangkaian ritual dan tata cara pelaksanaan haji yang sesuai dengan tuntunan syariat.
Manasik haji dilakukan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci, di mana para calon haji diajarkan segala hal yang akan mereka hadapi dan lakukan selama menjalankan ibadah haji. Selain itu, pelatihan ini juga penting untuk membekali jemaah dengan pemahaman terkait nilai-nilai spiritual dan teknis dari setiap rukun dan sunah haji.
Dalam hal ini guna mengenalkan dan menanamkan keinginan untuk menunaikan ibadah haji sejak dini, serta membentuk generasi yang mencintai Allah SWT dan Rasulnya, RA Al Muhajirin Kampus 2 pada hari Selasa 22 Oktober 2024 gelar kegiatan Manasik Haji.
Kegiatan ini di ikuti oleh seluruh santri kelas B, Guru kelas B serta orang tua/wali santri kelas B RA Al Muhajirin.
Terlihat para peserta mengikuti rangkain / urutan kegiatan dari mulai Iheam sampai dengan Mabit di Mina.
Berikut urutan kegiatan Manasik Haji :
Melaksanakan haji memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai setiap tahapan ibadah yang harus dilakukan. Berikut urutan manasik haji yang perlu dipahami:
- Ihram
Ihram merupakan niat memasuki ibadah haji dengan mengenakan pakaian ihram, pakaian sederhana yang melambangkan kesucian. Ihram dimulai dari miqat, tempat yang telah ditentukan untuk memulai ibadah haji. - Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah adalah puncak dari ibadah haji, di mana seluruh jemaah berkumpul di Padang Arafah untuk berdoa dan memohon ampunan. Waktu wukuf dimulai sejak siang hingga terbenamnya matahari. - Mabit di Muzdalifah
Setelah wukuf, jemaah bermalam di Muzdalifah, mengumpulkan batu kerikil yang nantinya akan digunakan untuk melempar jumrah. - Melempar Jumrah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah melemparkan tujuh batu kerikil ke arah tugu jumrah sebagai simbol penolakan terhadap godaan setan. - Tahalul Awal
Setelah melempar jumrah, jemaah melakukan tahalul dengan mencukur sebagian atau seluruh rambut sebagai tanda berakhirnya larangan ihram. - Tawaf Ifadah
Tawaf ini dilakukan setelah melempar jumrah dan merupakan salah satu rukun haji yang harus dilaksanakan. - Sa’i
Setelah tawaf, jemaah melanjutkan dengan sa’i, yakni berjalan atau berlari kecil antara Bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Ini merupakan bentuk peneladanan terhadap perjuangan Hajar mencari air untuk putranya, Ismail. - Tahalul Kedua
Pada tahap ini, jemaah haji melakukan pencukuran rambut bagi laki-laki atau memotong sedikit ujung rambut bagi perempuan, yang menandakan pencabutan larangan ihram. Tahalul kedua memungkinkan jemaah untuk kembali melakukan aktivitas yang sebelumnya dilarang selama ihram, seperti berhubungan suami-istri. Ini menjadi langkah terakhir sebelum menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji. - Mabit di Mina
Setelah tawaf ifadah, jemaah kembali ke Mina dan bermalam di sana untuk melaksanakan ibadah lainnya, termasuk melempar jumrah di hari-hari tasyrik.