
PURWAKARTA – Ribuan santri Pondok Pesantren Al-Muhajirin memenuhi Lapangan Al-Muchtar pada Kamis malam, 20 Maret 2025. Malam itu menjadi malam yang penuh haru sekaligus khidmat. Haflah Nuzulul Qur’an dan Malam Muwada’ah ditutup dengan tausiyah langsung dari Syaikhuna Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA yang baru saja kembali dari kunjungan ke Mesir dan ibadah umroh di Tanah Suci.
Malam itu, suasana bertambah syahdu ketika para santri duduk bersimpuh, mendengarkan dengan penuh takzim setiap untaian hikmah dari Kyai Abun. Sebagai ulama kharismatik yang telah lama membimbing para santri, kehadiran beliau menjadi pelepas rindu sekaligus sumber inspirasi.
Lima Amalan Ramadan yang Harus Ditingkatkan
Dalam tausiyahnya, Kyai Abun mengingatkan tentang lima amalan utama yang harus diperkuat di bulan Ramadan:
• Puasa dengan Sungguh-Sungguh
“Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi menjaga seluruh anggota tubuh dari perbuatan yang tidak baik,” ujar Kyai Abun.
Beliau mengingatkan bahwa banyak orang berpuasa, tetapi hanya mendapat lapar dan dahaga karena tidak menjaga lisan, pendengaran, dan perbuatan mereka.
• Makan untuk Kekuatan Ibadah
Makan yang cukup dan baik bukan untuk berlebihan dalam berbuka, tetapi untuk memberi tenaga dalam beribadah. “Makanlah agar ibadahmu kuat, bukan sekadar memenuhi nafsu,” pesan beliau.
• Qiyamul Lail (Salat Tarawih dan Tahajud)
Ramadan adalah bulan keberkahan, dan salat tarawih serta qiyamul lail adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah. “Jangan malas berdiri di hadapan Allah saat malam, karena di sanalah pintu-pintu rahmat terbuka,” ujar Kyai Abun.
• Membaca Al-Qur’an
Sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an, Kyai Abun mengajak para santri untuk memeriahkan Ramadan dengan tilawah. “Bacalah Al-Qur’an, khatamkan minimal sekali dalam Ramadan, dan renungkan setiap ayatnya,” pesannya.
• Sedekah dan Zakat Fitrah
“Allah tidak akan menerima puasa kita jika kita tidak menunaikan zakat fitrah,” ujar Kyai Abun.Beliau juga menekankan pentingnya bersedekah. “Bersedekahlah, karena sedekah tidak akan membuatmu miskin, justru akan memperkaya jiwamu,” katanya.

Malam Penuh Haru dan Doa
Selain tausiyah, malam itu juga menjadi momen perpisahan bagi para santri yang akan meninggalkan pondok untuk sementara waktu. Mulai Jumat, 21 Maret 2025, para santri Al-Muhajirin akan pulang ke rumah masing-masing untuk berkumpul bersama keluarga selama libur Idulfitri. Mereka dijadwalkan kembali ke pondok pada 11 April 2025.
Tangis haru pecah saat para santri mengucapkan salam perpisahan kepada guru-guru mereka. Pelukan erat, lantunan doa, serta nasihat penuh kasih mengiringi langkah mereka meninggalkan pondok, membawa ilmu dan pengalaman berharga selama Ramadan di Al-Muhajirin.
Di tengah khidmadnya acara, hadir Ketua Yayasan Al-Muhajirin, Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muhajirin, KH. Rd. Marfu Muhiddin Ilyas, MA, Pengasuh Pondok Pesantren Putri Al-Muhajirin, Dr. Hj. Zahra Haiza Azmina, M.Ag., beserta para asatidz dan asatidzah.
Di penghujung acara, Kyai Abun menutup dengan doa yang penuh ketulusan, memohon keberkahan bagi seluruh santri dan keluarga besar Al-Muhajirin. “Semoga ilmu yang kita dapatkan membawa manfaat, dan Ramadan ini menjadikan kita insan yang lebih baik,” doanya.
Haflah Nuzulul Qur’an dan Malam Muwada’ah ini menjadi momen penuh pembelajaran dan refleksi bagi seluruh santri. Ramadan di Al-Muhajirin merupakan bulan perjuangan untuk meningkatkan kualitas diri, memperkuat keimanan, serta membentuk pribadi yang lebih bertakwa. Setiap kegiatan yang dilakukan selama bulan suci ini menjadi bagian dari perjalanan spiritual yang mendekatkan diri kepada Allah dan menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an.
Selamat menyambut Idulfitri 1446 H. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan menerima semua amal ibadah kita. (*)