Suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an menggema dengan indah di ruang-ruang kelas. Setiap ayat yang dibaca mengalir merdu, menenangkan hati siapa saja yang mendengarnya.
Di balik ketenangan itu, tersimpan upaya sungguh-sungguh dalam menguasai kaidah tajwid dan makhraj yang benar. Itulah hasil dari pembinaan yang intensif di SMA MA Al-Muhajirin Purwakarta, sebuah proses yang kini mencapai puncaknya dengan Sertifikasi Guru Al-Qur’an.
Dalam suasana khusyuk, sebanyak 64 santri mengikuti proses tashih, salah satu syarat penting untuk meraih sertifikasi ini. Sertifikasi ini merupakan langkah strategis untuk memastikan para santri dapat menjadi pengajar Al-Qur’an memiliki kualitas yang mumpuni.
Dengan bimbingan dari Ustadz Nenda Nuroniah, S.Ud, yang bertindak sebagai Koordinator Tahsin, para santri mempersiapkan diri dengan matang.
Di bawah pengawasan ketat Ustadz Kirom, Koordinator Daerah (Korda) Ummi Purwakarta, serta Ustadz Tamid, S.Pd.I, yang memimpin langsung proses tashih, kemampuan tajwid dan makhraj para santri diuji dengan cermat.
Setiap kesalahan diperbaiki, setiap kelemahan dikuatkan. Para santri yang mengikuti tashih ini datang dari berbagai latar belakang kelas, termasuk Sarah Julia Indri dari kelas 11 IPS 2 dan Ibnu Dwi Darmawan dari kelas 11 MAK 1.
Kehadiran sertifikasi ini tentu saja membawa harapan besar bagi dunia pendidikan agama di Purwakarta, khususnya di lingkungan Al-Muhajirin.
Tujuan utamanya adalah mencetak pengajar Al-Qur’an yang berkualitas tinggi, yang selain menguasai ilmu tetapi juga mampu mengajarkannya dengan baik kepada masyarakat.
Dalam proses ini, para santri dibekali dengan keterampilan yang lebih dari sekadar hafalan, mereka didorong untuk memahami makna, menghayati, dan mengamalkan setiap ayat yang dibaca.
Proses sertifikasi ini juga mengajarkan pentingnya keteladanan dalam mengajarkan Al-Qur’an. Sehingga santri di samping menjadi pengajar Al-Qur’an yang kompeten, tetapi juga menjadi teladan yang baik di tengah masyarakat.
Dengan selesainya gelombang kedua tashih ini, para santri yang lulus membawa pulang sebuah tanggung jawab besar sebagai Guru Al-Quran. (*)