PURWAKARTA- Amelia Anbar Zaenuri duduk tenang di kursi besar itu, kursi yang biasanya diduduki oleh Bupati Purwakarta. Tangannya menyentuh permukaan meja kayu solid yang penuh sejarah—tempat di mana keputusan-keputusan besar untuk kabupaten ini diambil.
Tak banyak orang yang bisa mengatakan mereka pernah menduduki kursi itu, apalagi pada usia muda seperti Amelia. Namun, Hari Santri Nasional 2024 memberi kesempatan langka: Amelia, santri terbaik, terpilih menjadi Bupati Purwakarta, meski hanya untuk dua hari.
Program “Santri Sehari Menjadi Bupati” membawa kebanggaan baru bagi para santri di seluruh Indonesia, terutama di Al-Muhajirin, tempat di mana Amelia menimba ilmu sebagai santri yang sekaligus calon pemimpin.
Hari itu, ruang kerja Bupati tidak hanya menjadi tempat kerja bagi Amelia. Ia menjadi saksi bisu bagi sebuah langkah pertama seorang gadis muda yang mungkin, suatu hari nanti, benar-benar akan memimpin kabupaten ini. Amelia, dengan kerudungnya yang rapi dan pandangan yang penuh tekad, telah membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk bermimpi besar.
Dari sekian banyak santri di Al-Muhajirin, Amelia memang bukan sosok yang biasa. Ia adalah santri berprestasi, Juara Umum di sekolahnya, yakni SMAS Al-Muhajirin. Amelia juga tercatat sebagai peraih gelar Green Ambassador dari Menteri Lingkungan Hidup, suatu penghargaan yang hanya diterima oleh mereka yang memiliki kepedulian luar biasa terhadap lingkungan.
Hari pertama Amelia sebagai “Bupati” dimulai dengan pendampingan dari Penjabat Bupati Drs. Benny Irwan, MSi, MA. Dari sorotan matanya saat mendampingi Amelia menjalani tugas-tugas resmi, Drs. Benny Irwan seakan melihat potensi besar. Tak banyak anak seusia Amelia yang memiliki keberanian dan ketenangan seperti itu—memimpin rapat-rapat formal, bertemu dengan pejabat senior, dan berbicara dengan kepercayaan diri.
Pada salah satu agenda resmi, Amelia dengan suara lembut namun tegas berbicara tentang masa depan Purwakarta yang merangkum esensi Hari Santri 2024: Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan. Amelia seolah mewakili harapan bahwa santri masa kini tidak lagi hanya berada di balik tembok pesantren, tetapi juga hadir di garis depan perubahan.
Kabar tentang Amelia yang menjadi Bupati sehari menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat dan santri, membuat mimpi para santri seakan tumbuh lebih dekat dan lebih nyata. Amelia telah membuktikan, bahwa meski bermula dari pesantren, jalan menuju kepemimpinan nasional bisa terhampar luas di depan mereka. Tak sedikit yang mulai berbisik, “Siapa tahu, Amelia akan menjadi bupati sungguhan suatu hari nanti.”
Dan benar, siapa yang bisa menebak masa depan? Amelia Anbar Zaenuri mungkin hanya menjadi Bupati Sehari pada tahun 2024 ini, tetapi dengan ketekunan dan keberanian yang ia miliki, masa depan seperti itu bukan hal yang mustahil. Ketika ia melangkah keluar dari ruang kerja Bupati untuk terakhir kalinya, mungkin ia sudah menapakkan kakinya pada jalur panjang menuju mimpi yang lebih besar.
Seperti daun-daun di pohon besar yang tumbuh di halaman kantor Bupati, mimpi Amelia akan terus tumbuh, menyerap cahaya harapan dan semangat dari mereka yang mendukungnya. Santri Purwakarta kini tahu bahwa kepemimpinan bukan hanya untuk mereka yang lahir di kursi kekuasaan, tetapi juga bagi mereka yang, dengan kerudung di kepala dan ilmu di dada, berani bermimpi besar dan melangkah ke depan untuk merengkuh masa depan. (*)