SMA MA Al-Muhajirin Purwakarta Sukses Gelar Final Olimpiade Siroh Nabawiyah Nasional ke-IX: Remaja Indonesia Semakin Dekat dengan Rasulullah SAW

Bagikan artikel ini:
Final Olimpiade Siroh Nabawiyah Nasional (OS2N), Selasa 26 November 2024

PURWAKARTA– Aula Ummi di Kompleks santri putri SMA MA Al-Muhajirin Kampus Pusat menjadi saksi lahirnya generasi muda yang membawa misi mulia: mengenal dan mencintai Rasulullah SAW

Dalam Final ajang bergengsi Olimpiade Siroh Nabawiyah Nasional (OS2N) ke-IX pada 26 November 2024, lima finalis pilihan berhasil membuktikan pemahaman mendalam tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.

Kelima finalis tersebut merupakan remaja pilihan dari seluruh Nusantara, pelajar tingkat SMP/MTs dari berbagai daerah di Indonesia, yang mencintai Rasulullah Saw, yang insyaallah juga paling kenal dengan baginda Rasulullah SAW.

Kelimanya yakni: Ameliana Sabila Anjali dari MTs Maarif Nul Anwar Brebes, Fadli Purnawa Abdul Rohman dari SMPIT Al-Multazam 2 Kuningan, Liska Dara Puspita dari MTs YPPA Cipulus Purwakarta, Surya Islami dari SMPIT Al-Burhani Cirebon, dan Ken Ibrohim Atoilah dari SMPIT Al-Multazam 2 Kuningan.

Kelima finalis terpilih dari 83 peserta yang telah melewati serangkaian seleksi ketat hingga babak penyisihan nasional. Dalam babak final, mereka diuji dengan soal esai berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) yang menantang pemahaman tentang Siroh Nabawiyah.

Latar Belakang Olimpiade Siroh Nabawiyah Nasional

Dalam sambutannya, Kepala SMA MA Al-Muhajirin, KH. R. Marpu Muhidin Ilyas, MA, menjelaskan latar belakang diselenggarakannya OS2N sejak sembilan tahun yang lalu.

Mata pelajaran yang tidak memiliki kompetisi sering kali kurang terekspos potensinya.

Baca Juga:  Jumat Berkah di SD Plus 2 Al-Muhajirin Purwakarta: Pembacaan Surat Al-Kahfi dan Pengusapan Anak Yatim

“Oleh karena itu, kami menantang para guru untuk menciptakan inovasi. Untuk mata pelajaran yang sudah memiliki perlombaan, kami dorong untuk berpartisipasi hingga jenjang tertinggi. Namun, untuk bidang seperti Siroh yang belum ada perlombaannya, tantangannya berbeda. Guru-guru di bidang ini kami dorong untuk menjadi penyelenggara kompetisi,” ujarnya.

KH. R. Marpu Muhidin Ilyas, MA menambahkan, di atas hal tersebut, ada keprihatinan besar terhadap kondisi masyarakat yang kurang mengenal Rasulullah saw. Belum mengenal secara mendalam kemuliaan, kesempurnaan, dan keagungan beliau.

“Ini prihatin. dan tidak ada cara mengatasi hal tersebut kecuali lewat pendidikan, lewat regenerasi anak-anak remaja, maka itu kenapa tagline OS2N mencari remaja,” ujarnya.

Ia pun memberikan beberapa contoh sederhana tentang kurangnya pemahaman masyarakat.

Nabi Pertama; Kalau ditanya siapa nabi pertama, hampir semua orang menjawab Nabi Adam as. Padahal diriwayatkan dalam hadis Sayyidina Maisarah, suatu hari bertanya kepada Rasulullah SAW, “Mata kunta nabiyan?” yang berarti, “Ya Rasulullah, sejak kapan engkau menjadi nabi?” Jawaban Rasulullah SAW sangat menggugah, beliau menjelaskan, “Aku adalah nabi ketika Adam masih dalam bentuk tanah, dan roh Adam belum ditiupkan.” Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang pertama dalam urutan para nabi meskipun beliau baru dilahirkan di dunia setelah Nabi Adam AS.

Nabi Paling Tampan; “Ketika ditanya siapa nabi yang paling tampan, masyarakat sering menjawab Nabi Yusuf as. Padahal dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah saw bertemu dengan Nabi Yusuf saat Isra Mi’raj dan menyatakan bahwa ‘Yusuf hanya diberi setengah ketampanan dibandingkan dengan Rasulullah.’ Beliau adalah yang paling sempurna dalam fisik maupun akhlak,” jelasnya.

Baca Juga:  Aku dan Semua Anak RA Al-Muhajirin Kampus 2 Upacara Bendera dengan Semangat!

Kalau ditanya siapa nabi yang paling merdu suaranya, pasti jawabannya Nabi Daud AS. Ditanya siapa nabi yang paling kaya, pasti jawabannya Nabi Sulaiman AS.

Ketika bicara tentang kekuatan, siapa nabi yang paling kuat, jawabannya Nabi Daud yang bisa membengkokkan besi atau Nabi Musa AS.

“Namun, di Muhajirin, kita semua tahu bahwa jawaban itu salah. Kenapa? Karena masyarakat kurang mengenal makom Rasulullah, kurang mengenal azamah dan kemuliaan Rasulullah SAW,” ujarnya.

Prinsipnya adalah Rasulullah SAW sebagai yang paling sempurna, yang paling agung dalam segala aspek, baik dhahir maupun batin. Dalam hal wasulatan, kholqon, dan khuluqon, apapun aspek yang dibandingkan dari Nabi Adam AS hingga Nabi Isa AS, maka Rasulullah SAW adalah yang nomor satu, Rasulullah SAW adalah yang terbaik.

Beliau juga menegaskan bahwa mengenal Rasulullah adalah perintah Al-Qur’an, sebagaimana dalam ayat: “Kunu ma’a shadiqin”. “Ayat ini memerintahkan kita untuk selalu bersama orang-orang yang imannya di puncak, yaitu Rasulullah SAW.

“Kita berharap Rasulullah SAW sangat senang dengan adik-adik semua, bahwa ada remaja yang meluangkan waktu untuk membaca sirah Nabi dan mengenalnya. Semoga hal ini menjadi wasilah bagi adik-adik yang lima ini untuk mendapatkan keberkahan ilmu dan keberkahan di masa depan,” ujarnya menutup sambutan.

Baca Juga:  Keceriaan Santri Ponpes Al-Muhajirin 3 di Perlombaan Special Muharram 1446 Hijriah

Persaingan Sengit di Final

Pada final OS2N, persaingan sangat ketat dengan menggunakan format cerdas cermat dalam tiga babak menarik: Babak Wajib, Babak Teka-Teki Silang, dan Babak Rebutan. Setiap babak menguji wawasan, ketangkasan, dan strategi para finalis dalam mempelajari Sirah Nabawiyah.

Setelah melalui persaingan ketat, SMPIT Al-Multazam 2 Kuningan keluar sebagai Juara 1 dengan skor tertinggi 1275 poin, disusul SMPIT Al-Burhani Cirebon di posisi kedua dengan 1170 poin, dan MTs YPPA Cipulus Purwakarta di posisi ketiga dengan 1100 poin.

Daftar Juara OS2N 2024:

  • Juara 1: Fadli Purnawa Abdul Rohman (SMPIT Al-Multazam 2, Kuningan)
  • Juara 2: Surya Islami (SMPIT Al-Burhani, Cirebon)
  • Juara 3: Liska Dara Puspita (MTs YPPA Cipulus, Purwakarta)
  • Harapan 1: Ameliana Sabila Anjali (MTs Maarif Nul Anwar, Brebes)
  • Harapan 2: Ken Ibrohim Atoilah (SMPIT Al-Multazam 2, Kuningan)

Selamat kepada para pemenang yang telah berhasil meraih penghargaan dan membawa pulang piagam, hadiah uang pembinaan, serta oleh-oleh produk pesantren Al-Muhajirin. Semoga semangat untuk terus belajar dan mencintai Rasulullah SAW terus berkembang di kalangan generasi muda. (*)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *