PURWAKARTA– Ketua PW Muslimat NU Jawa Barat, Dr. Hj. Ella M. Giri Komala, M.M.Pd, menyampaikan sambutan yang penuh makna dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H dan Istighosah Kebangsaan di Al-Muhajirin Kampus 2 Purwakarta. Dengan suasana yang khidmat, acara ini dihadiri oleh ribuan peserta dari berbagai daerah di Jawa Barat.
Pertama-tama Dr. Hj. Ella dengan haru menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas doa-doa yang dipanjatkan dari seluruh warga Muslimat NU, teruntuk anaknya yang sedang menjalani pemulihan pasca operasi.
“Terasa doa ibu-ibu semua, getaran dari Al-Qur’an, berapa kali khataman Al-Qur’an itu dicurahkan untuk kesembuhan anak kami, sehingga dimudahkan operasinya,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Dr. Hj. Ella juga mengungkapkan rasa bahagianya atas terselenggaranya acara tersebut.
“Saya sangat bahagia melihat acara ini. Terus terang, saya tidak banyak terlibat, karena sudah mempercayakan semuanya kepada jajaran pimpinan wilayah. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Neng Ifa, yang telah menjalankan tugas sebagai bagian dari Pimpinan Wilayah Muslimat NU Jawa Barat dan juga sebagai tuan rumah di sini,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Rois Syuriah PWNU Jawa Barat sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin, Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA.
“Haturnuhun, Pak Kiai. Jika tidak ada bantuan dari Neng Ifa dan Pak Kiai, acara ini tidak akan berjalan dengan baik seperti sekarang,” ujar Hj. Ella dalam bahasa Sunda, menandakan kehangatan dan kedekatan yang terjalin.
Mengambil Hikmah dari Maulid Nabi
Di tengah-tengah sambutannya, Dr. Hj. Ella mengajak seluruh peserta untuk mengambil hikmah dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ia menekankan pentingnya meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga kita bisa meneladani beliau, meski hanya seujung kuku dari akhlak mulia yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Akhlaknya beliau adalah Al-Qur’an,” jelasnya.
Beliau kemudian mengutip perkataan Sayyidah Aisyah RA yang pernah ditanya oleh sahabat tentang akhlak Rasulullah SAW. Sayyidah Aisyah menjawab, “Akhlak beliau adalah Al-Qur’an,” mengisyaratkan betapa Nabi Muhammad SAW hidup sepenuhnya sesuai dengan ajaran Al-Qur’an.
“Masya Allah, betapa mulianya beliau, bahkan bagi saya pribadi, mengikuti jejak Nabi Muhammad walau hanya sedikit, rasanya belum tentu bisa. Namun, alhamdulillah, kita masih berada dalam bimbingan para ulama. Insya Allah, dengan bimbingan tersebut, kita akan dijaga di jalan yang lurus, baik di dunia maupun di akhirat,” ungkap Hj. Ella dengan penuh haru.
Dalam doa, kita selalu berharap agar kita diajak serta oleh Nabi Muhammad SAW nanti di jembatan siratal mustaqim. “Ingin dibawa ke mana, Bu?” Tentu, ke surga-Nya Allah. Amin, ya Rabbal Alamin.
Saya yakin, pertemuan dengan Allah itu adalah suatu kebenaran yang hakiki. Muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, mereka yang beriman dan masuk surga akan bertemu dengan Allah, amin ya Rabbal Alamin. Janji Allah itu benar adanya.
Allahu Akbar! Doa-doa yang kita panjatkan dalam tahajud, seringkali disertai air mata yang menetes, namun di dalam hati kita tersimpan keyakinan yang mendalam bahwa semua yang kita harapkan akan terwujud, insya Allah. (*)