Peringati Hari Pramuka Ke 63. Santri SMI 1 3 Al Muhajirin Ikuti Perkemahan Tingkat Kwaran Purwakarta

Bagikan artikel ini:

PURWAKARTA –.Santri kelas 8 dan 9 SMI 1 3 Al Muhajirin Kampus Pusat mengikuti Perkemahan Tingkat Kwaran Puwakarta di Lapangan Yon Armed 9 Purwakarta dalam rangka memperingati hari Pramuka ke 63.

Pelaksanaan perkemahan ini berlangsung selama tiga hari, di mulai hari Rabu s/d Jumat, (14-16 Agustus 2024).

Para peserta dari SMI 1 3 Al Muhajirin Kampus Pusat, di damping oeh tiga guru pembimbing, yaitu, Dodih Hermawan, S.S., Risna dan Lela Amalia.

Salah seorang pembimbing, Dodih Hermawan, S.S., menyampaikan rasa syukur karena para peserta dari SMI 1 3 nampak antusias mengikuti kegiatan Perkemahan tersebut.

“Alhamdulillah peserta kita aktif mengikuri setiap kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam ajang pramuka tersebut.” Ucap Dodih.

Sejarah Hari Pramuka Indonesia

Setiap tanggal 14 Agustus Negra Indonesia memperingati Hari Pramuka Indonesia. Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) memiliki sejarah yang turut berkontribusi dalam perjalanan bangsa. Lahirnya Pramuka di Indonesia turut menyulut berdirinya pergerakan nasional. Peristiwa apa yang menyebabkan tanggal 14 Agustus dijadikan sebagai Hari Pramuka Indonesia?

Baca Juga:  Prof. DR. KH. Abun Bunyamin, M.A, Sampaikan 6 Hal Penting di Pembukaan KPU STAI Al Muhajirin

Pramuka, sebelum menggema di Indonesia, pramuka telah berkembang terlebih dahulu di Inggris lewat pembinaan remaja yang dilakukan oleh Lord Robert Baden Powell of Gilwell.

Powell diketahui memiliki banyak pengalaman yang berpengaruh pada kegiatan di dalam Pramuka seperti pengalaman mengalahkan kerajaan Zulu di Afrika, keterampilan berlayar, berenang, berkemah dan masih banyak lainnya. Pengalaman itu ditulis Powell dalam sebuah buku berjudul ‘Aids to Scouting’. Buku itu yang menjadi panduan bagi tentara muda Inggris untuk melakukan tugasnya. Kemudian pimpinan Boys Brigade di Inggris meminta Powell untuk melatih anggotanya berdasarkan pengalamannya.

Baca Juga:  Ribuan Guru dan Karyawan Yayasan Al-Muhajirin Antusias Meriahkan Tahun Baru Islam dengan Konvoi dan Rihlah

Pada 1908, Powell kembali menulis buku yang berisi pengalamannya tentang latihan kepramukaan. Buku ini berjudul ‘Scouting for Boy’ dan kemudian menyebar dengan cepat di Inggris dan negara lain, termasuk Indonesia.

Pelopor gerakan kepanduan di Indonesia diawali dengan berdirinya Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) yang kemudian berubah menjadi Nederlands Indische Padvinders. Pada 1916, S.P Mangkunegara VII membuat organisasi kepanduan sendiri di tanah air, tanpa campur tangan dari Belanda.

Organisasi itu diberi nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) dan merupakan organisasi kepanduan yang pertama di tanah nusantara. Lahirnya JPO menjadi penyemangat berdirinya organisasi kepanduan lain di Indonesia pada saat itu.

Pada masa penjajahan Jepang, organisasi kepanduan dan partai dilarang untuk beraktivitas. Barulah pada September 1945 sejumlah tokoh dari gerakan kepanduan Indonesia berkumpul untuk melakukan pertemuan di Yogyakarta. Dari hasil kongres pada 27-29 September 1945 terbentuk Pandu Rakyat Indonesia.

Baca Juga:  Presiden Joko Widodo Anugerahkan Satyalancana Karya Satya kepada Guru MTs Al-Muhajirin Purwakarta Hj Efa Latifah

Kehadiran Gerakan Pramuka di Indonesia mendapat tempat penting di Indonesia bertolak pada ketetapan MPRS No. II/ MPRS/ 1960. Presiden Sukarno memberikan amanat kepada pimpinan pandu di Istana merdeka pada 9 Maret 1961. Amanat itu untuk lebih mengefektifkan kepanduan sebagai komponen penting dalam pembangunan bangsa

.
Lambang Pramuka berupa Tunas Kelapa yang kita ketahui saat ini disahkan dalam Keppres Nomor 238 Tahun 1961. Kemudian pada 14 Agustus 1961, secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada masyarakat setelah Presiden Sukarno menganugerahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keppres Nomor 448 Tahun 1961.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *