
PURWAKARTA– Langit pagi di Kampus MI Al-Muhajirin, Purwakarta, tampak bersih pada Rabu 17 Juni 2025. Seolah memberi restu bagi langkah para santri kelas VI yang pagi itu akan menuntaskan satu babak penting dalam kehidupan mereka: lulus dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Muhajirin, setelah enam tahun penuh perjuangan dan pembentukan karakter Islami.
Acara Haflatul Ikhtitam atau perpisahan angkatan ke-5 tahun pelajaran 2024/2025 ini digelar selama dua hari dengan tema besar: “Berjalan dengan Al-Qur’an Menuju Masa Depan”.
Tema ini bukan sekadar semboyan, melainkan cermin dari proses pendidikan yang dijalankan di MI Al-Muhajirin — sebuah madrasah yang sejak awal dirancang sebagai lembaga pembentuk generasi Qurani yang tangguh dalam akhlak, unggul dalam ilmu, dan tanggap terhadap perkembangan zaman.
Acara dihadiri lengkap oleh seluruh jajaran guru, staf, para santri kelas I hingga VI, serta orang tua dan wali santri. Sorot mata haru dan bangga tampak di setiap sudut sekolah. Namun momen paling menyentuh hati terjadi saat prosesi sungkeman. Satu per satu santri kelas VI maju dan bersimpuh di hadapan ibu guru atau wali kelas mereka — membungkuk, menunduk, menyentuh kaki, dan memohon maaf. Mereka mengucapkan terima kasih atas kasih sayang, bimbingan, dan kesabaran selama enam tahun yang penuh warna.
Tangis pun tak bisa dibendung. Isak haru menyatu dengan lantunan doa. Orang tua yang menyaksikan dari bangku tamu pun turut menitikkan air mata. Inilah potret pendidikan yang bukan hanya mengajarkan ilmu, tapi juga adab dan cinta yang mendalam antara murid dan guru.

Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Al-Muhajirin, Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd, menyampaikan pesan mendalam tentang arah pendidikan Al-Muhajirin ke depan. Menurutnya, anak-anak harus tumbuh sebagai generasi yang memegang teguh akhlak, mencintai ilmu agama, namun juga tidak buta terhadap perkembangan teknologi.
“Akhlak yang baik harus tertanam dalam diri siswa-siswi kita semua. Selain terus memperdalam ilmu agama dan pendidikan, generasi penerus kita harus melek teknologi agar tidak tertinggal, karena kita harus menjadi yang terdepan dan mendunia dalam syiar agama Islam,” ungkapnya.
Pesan tersebut menegaskan bahwa MI Al-Muhajirin siap menyongsong era digital dengan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan adaptif.


Selain prosesi perpisahan, acara Haflatul Ikhtitam juga diisi dengan penampilan-penampilan santri seperti hafalan surat pilihan, drama Islami, hingga pentas seni bertema keagamaan. Sejumlah santri pun mendapatkan penghargaan atas capaian prestasi.
Bagi para santri kelas VI, Haflatul Ikhtitam bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan baru. Sebagian besar dari mereka akan melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Sebelum acara ditutup, para guru dan pimpinan madrasah memanjatkan doa bersama untuk para lulusan. Mereka berharap agar para santri tetap teguh dalam iman, istiqomah dalam menuntut ilmu, dan terus menjaga adab serta semangat menebar kebaikan. (*)