
PURWAKARTA- Sebagai bagian dari rangkaian pembelajaran di luar kelas, SMA Fullday Al-Muhajirin Purwakarta mengadakan Mini Fieldtrip ke Bendungan Jatiluhur dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatiluhur, Rabu 30 Oktober 2024.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santri kelas X dengan penuh semangat, didampingi oleh empat guru. Program ini bertujuan memperkenalkan para santri pada sejarah dan fungsi dari Bendungan Jatiluhur, serta memberikan pemahaman langsung mengenai konsep perubahan energi.
Kegiatan edukatif ini disusun sebagai upaya mengembangkan wawasan para santri terkait sumber daya alam dan pemanfaatan teknologi dalam memenuhi kebutuhan energi masyarakat.
Sejak pagi, seluruh peserta telah berkumpul dengan penuh antusias di sekolah sebelum akhirnya berangkat menuju lokasi dengan bus. Setibanya di Jatiluhur, mereka disambut dengan keindahan pemandangan bendungan yang dikelilingi perbukitan hijau yang asri.
Sejarah Bendungan Jatiluhur yang Menginspirasi
Bendungan Jatiluhur sendiri adalah salah satu bendungan terbesar di Indonesia yang telah berdiri sejak era 1960-an. Proyek ini dimulai pada tahun 1957 dan selesai pada 1967. Pada awalnya, proyek ini dirancang untuk mengatasi permasalahan irigasi di sekitar daerah Purwakarta dan Karawang. Dengan bantuan teknisi dari Prancis, bendungan ini akhirnya diresmikan dan menjadi salah satu bendungan pertama di Indonesia yang memiliki kapasitas besar.
Fungsi dari bendungan ini beragam, mulai dari irigasi, penyediaan air bersih, pengendalian banjir, hingga pembangkit listrik.
Dalam aspek energi, Bendungan Jatiluhur menghasilkan listrik dari air yang mengalir melalui turbin di PLTA Jatiluhur, yang kemudian disalurkan untuk memenuhi kebutuhan listrik sebagian wilayah di Jawa Barat.
Selain itu, bendungan ini juga menyuplai air bersih untuk beberapa kota besar di sekitarnya dan berperan penting dalam sektor pertanian melalui sistem irigasi yang mendukung produksi padi dan tanaman lain.
Pengalaman Langsung Mengenal Proses Perubahan Energi
Salah satu tujuan penting dari fieldtrip ini adalah mengajak santri memahami proses perubahan energi, khususnya dari energi potensial air menjadi energi listrik.
Di PLTA Jatiluhur, para santri diajak untuk melihat langsung bagaimana air dari bendungan dialirkan melalui pipa besar menuju turbin. Dalam proses tersebut, air menggerakkan turbin yang terhubung dengan generator sehingga menghasilkan listrik.
Selama di lokasi, para santri juga diperkenalkan dengan berbagai teknologi yang digunakan dalam PLTA, mulai dari sistem pemantauan debit air, peralatan keselamatan, hingga prosedur pengoperasian turbin. Pengetahuan ini menjadi tambahan wawasan yang bermanfaat, terutama di era saat ini di mana energi bersih dan terbarukan semakin menjadi sorotan penting di tengah kebutuhan energi yang terus meningkat.
Kesan Peserta: Belajar Sambil Menikmati Keindahan Alam
Bagi Keysa Anggraeni, salah satu santri kelas X, pengalaman ini meninggalkan kesan yang mendalam. “Seru, asik banget walaupun panas, aku bisa tahu tentang sejarah Waduk Jatiluhur dan mendapat pengetahuan baru soal perubahan energi,” ungkapnya penuh semangat.
Ia juga berharap agar kegiatan serupa dapat dilakukan kembali di masa mendatang dengan konsep yang lebih menarik. “Semoga besok-besok bisa ke situ lagi karena tempatnya indah banget. Semoga Mini Fieldtrip tahun depan bisa lebih seru, seru, seru lagi dibandingkan hari ini!” ujar Keysa sambil tersenyum.
Mengembangkan Pengetahuan melalui Edukasi Lapangan
Mini Fieldtrip ini sejalan dengan komitmen SMA Fullday Al-Muhajirin Purwakarta untuk terus memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus edukatif bagi para santri. Melalui kegiatan ini, diharapkan mereka tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga melihat langsung bagaimana teori tersebut diterapkan dalam kehidupan nyata, sehingga memperkaya pemahaman.
Dengan semangat belajar yang tinggi dan dukungan penuh dari pihak sekolah, santri SMA Fullday Al-Muhajirin kini dapat lebih memahami pentingnya memanfaatkan sumber daya alam secara bijak untuk keberlanjutan. Selain memberikan pengalaman menyenangkan, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa cinta terhadap alam dan rasa tanggung jawab untuk menjaga lingkungan. (*)