
Senin pagi itu, ada yang berbeda di SD Plus 2 Al Muhajirin. Biasanya, guru-guru yang berdiri di depan kelas. Menjelaskan pelajaran. Mengajukan pertanyaan. Memberikan tugas.
Tapi hari itu, yang berdiri di sana bukan guru. Ada tentara. Ada polisi. Ada dokter. Ada juru masak. Bahkan ada pedagang. Mereka bukan orang asing. Mereka adalah orang tua murid.
Hari itu, Kelas Inspirasi digelar. Sebuah konsep sederhana. Orang tua berbagi cerita tentang profesi mereka. Tapi dampaknya bisa panjang.
Anak-anak menyimak dengan serius. Mereka melihat sosok yang biasanya mereka panggil “Ayah” atau “Ibu” di rumah, kini berdiri di depan kelas. Berbagi pengalaman. Berbagi ilmu.

Dari Dapur hingga Medan Tempur
Di satu kelas, seorang ibu dengan celemek berdiri di depan papan tulis. Tangannya cekatan. Ia menunjukkan cara membuat kue dengan teknik yang benar. Anak-anak yang biasanya hanya tahu makanan sudah tersaji di meja, kini melihat prosesnya dari awal.
Di kelas lain, seorang polwan berdiri tegak. Seragam lengkap. “Siapa yang mau jadi polisi?” tanyanya. Serentak, beberapa tangan kecil terangkat. “Harus disiplin dan jujur, ya,” lanjutnya.
Di ruangan lain, seorang tentara menjelaskan bagaimana ia berlatih fisik. Bagaimana ia menjaga keamanan negara.
Anak-anak yang biasanya hanya melihat profesi ini di TV, kini mendengar langsung dari sumbernya. Mereka melihat. Mereka bertanya. Mereka membayangkan.
Kepala Sekolah dan Harapan Besar
Di aula sekolah, Hj. Lia Yulindaria, S.P., S.Pd., M.Pd., Kepala SD Plus 2 Al Muhajirin, berdiri di depan mikrofon. Ia tersenyum.
“Kami ingin anak-anak mengenal berbagai profesi secara langsung, bukan hanya dari buku,” katanya. “Kami ingin mereka bangga pada orang tua mereka dan termotivasi untuk bercita-cita.”
Dan memang, itu yang terjadi.
Seorang anak tiba-tiba ingin jadi dokter setelah mendengar penjelasan dari seorang ayah yang bekerja di rumah sakit.
Kemudian yang awalnya hanya melihat ayahnya sebagai “orang yang selalu sibuk di pasar”, kini mengerti bahwa berdagang bukan sekadar jualan. Tapi juga soal strategi. Soal manajemen.

Lebih dari Sekadar Profesi
Kelas Inspirasi ini bukan hanya soal pekerjaan. Ini soal menanamkan kebanggaan dalam diri anak-anak.
Biasanya, mereka lebih mengidolakan figur-figur di layar kaca. Pemain bola. Artis. Tokoh game.
Tapi hari itu, mereka melihat pahlawan di depan mata.
Orang tua mereka sendiri.
Hari Itu, Sekolah Lebih Hidup
Hari itu, SD Plus 2 Al Muhajirin tidak hanya mengajarkan matematika atau bahasa Indonesia.
Hari itu, sekolah mengajarkan kebanggaan. Motivasi. Harapan.
Dan mungkin, beberapa tahun dari sekarang, anak-anak yang hadir di Kelas Inspirasi ini akan mengenang hari itu sebagai titik awal perjalanan mereka.
Perjalanan menuju masa depan yang lebih besar.
(*)