PURWAKARTA – Pagi itu, Sabtu 19 Oktober 2024, Aula Syaikh Datul Kahfi (SDK) di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta dipenuhi oleh semangat ceria anak-anak. Para santri prasekolah dasar dari PAUD, TK, dan RA seluruh unit Yayasan Al-Muhajirin hadir dengan wajah imut dan pakaian menarik.
Anak-anak santri cilik tersebut melantunkan Nadhom Aqoidul Iman dengan penuh semangat. Lomba Nadhom ini menjadi bagian dari Gebyar Hari Santri Nasional (HSN) 2024, yang mempertemukan santri dari berbagai usia untuk merayakan kebersamaan dalam nuansa Islami.
Suara kecil namun lantang mengalun di aula, “Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhu Lil Hawadisi, Qiyamuhu Binafsihi, Wahdaniyyah…” Sifat 20 Allah dilantunkan dengan lugu namun juga memikat, yang menguatkan bahwa pendidikan nilai-nilai keislaman dimulai sejak usia dini di Al-Muhajirin.
Bukan hanya santri prasekolah dasar yang ikut ambil bagian dalam lomba ini; dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/MA, bahkan mahasiswa turut bersaing dalam kategori mereka masing-masing. SD/MI tampil dengan Nadhom Rundayan Nabi, mengisahkan silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW. SMP/MTs memilih syair lokal, “Nabi Urang Sarerea,” sementara SMA/MA dan mahasiswa membacakan Nadhom Aqidatul Awam, memperdalam pemahaman tentang akidah.
Ketua Yayasan Al Muhajirin Purwakarta Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd melalui Ketua Panitia HSN Al Muhajirin, Abdul Munawar, M.Pd, mengatakan bahwa perlombaan ini bukan sekadar kompetisi, melainkan sarana untuk menumbuhkan kebanggaan di kalangan santri. “Kami berharap setiap santri, mulai dari prasekolah hingga mahasiswa, bisa menampilkan yang terbaik, yang bagus, yang membanggakan unitnya masing-masing,” ujarnya.
Gebyar HSN 2024 di Al-Muhajirin akan berlangsung hingga 22 Oktober, dan setiap harinya diisi dengan berbagai acara. Yang menarik perhatian adalah lomba baca puisi yang dikhususkan untuk para kepala unit. Puisi yang dibacakan berjudul “Aku adalah Santri.” Jika di tahun-tahun sebelumnya hanya santri dan guru yang terlibat, kini giliran para pemimpin unit untuk tampil di panggung. Tidak sekadar berlomba, para kepala unit ini ingin memotivasi santri dan guru agar terus berprestasi.
Lomba puisi ini akan dinilai oleh juri dari luar Yayasan Al-Muhajirin, yakni dari Tim Riak Sajak Kabupaten Purwakarta. Transparansi dan objektivitas menjadi perhatian penting, terutama dengan kehadiran juri eksternal untuk menilai lomba Nadhom dari Lesbumi PCNU Purwakarta. Ini menambah bobot kompetisi dan menjamin penilaian yang adil bagi semua peserta.
Selain lomba-lomba, rangkaian acara HSN juga melibatkan pelatihan protokoler yang akan berlangsung hingga Senin, dengan peserta dari kalangan humas yayasan, siswa SMA, dan mahasiswa. Tim Satwal Ma’arif dari PBNU diundang untuk melatih sekitar 60 peserta dalam bidang keprotokolan, sebuah keterampilan penting di era modern.
Puncak acara HSN dijadwalkan pada 22 Oktober, yang akan dipusatkan di dua tempat, yakni Kampus 2 dan Kampus 3 Al-Muhajirin. Usai upacara, para juara lomba dari setiap jenjang akan menampilkan prestasi mereka, diikuti oleh koreografi dan penampilan pemenang lomba baca puisi kepala unit. Tidak ketinggalan, bazar UMKM dan bazar produk unit pendidikan turut memeriahkan acara, memberikan kesempatan bagi santri untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan mereka.
Dalam suasana yang penuh keceriaan dan optimisme, Abdul Munawar menutup sambutannya dengan harapan bahwa seluruh kegiatan Gebyar HSN ini dapat berjalan lancar dan membawa manfaat bagi seluruh peserta, santri, dan masyarakat luas. “Memperingati Hari Santri adalah tentang membangun karakter generasi yang cinta tanah air dan agama, serta siap berkontribusi pada pembangunan umat dan bangsa,” ujarnya.
Seperti sinar matahari yang cerah di pagi hari, semangat para santri dan seluruh elemen Yayasan Al-Muhajirin di Hari Santri Nasional 2024 ini membuktikan bahwa tradisi dan inovasi bisa berjalan beriringan, mencetak generasi masa depan yang berpikir dinamis, berakhlak salaf, dan beraqidah ahlussunnah wal jamaah.
Rangkaian Hari Santri Nasional 2024 di Al-Muhajirin Purwakarta ini resmi dibuka oleh tausiyah penuh makna dari Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin, Syaikhuna Prof. Dr. KH Abun Bunyamin, MA. (*)