Pelatihan Menulis SD Plus Al-Muhajirin Purwakarata dan Kekayaan Sejati Sebuah Bangsa!

Bagikan artikel ini:
Pelatihan Menulis Cerpen dan Karya Tulis Ilmiah yang digelar di SD Plus Al-Muhajirin bertempat di Aula SDK Al-Muhajirin Purwakarta, pada Kamis, 30 Januari 2025.

PURWAKARTA – “Menulis adalah bekerja untuk keabadian,” ujar Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Indonesia. Lewat tulisan, gagasan yang mungkin hanya terlintas sekejap dapat menjadi warisan abadi yang menginspirasi generasi mendatang.

Di dunia yang terus berubah, kekayaan sejati sebuah bangsa bukanlah sumber daya alam; bukan tambang emas bukan pula ladang minyak, melainkan intuisi, pemikiran, dan kreativitas anak-anaknya. Di sinilah literasi berperan penting—sebagai kunci pembuka cakrawala pemikiran dan pembentuk masa depan yang lebih cerah.

Kesadaran akan pentingnya literasi inilah yang melatarbelakangi Pelatihan Menulis Cerpen dan Karya Tulis Ilmiah yang digelar di SD Plus Al-Muhajirin pada Kamis, 30 Januari 2025. Bertempat di Aula SDK Al-Muhajirin Purwakarta, acara ini menghadirkan Ketua Lembaga Penerbitan dan Publikasi (LP2M) Al-Muhajirin, Ustadz Ikin Sodikin, M.Hum, serta Kak Seli Desmiarti, seorang mentor literasi berpengalaman di dunia kepenulisan.

Dengan tema Mengembangkan Literasi Siswa SD Kelas 6 Melalui Cerita Pendek dan Karya Tulis Ilmiah, pelatihan ini bertujuan membangkitkan semangat menulis sejak dini serta membangun kebiasaan berpikir kritis dan sistematis di kalangan siswa.

Baca Juga:  Imunisasi dan Wajah-Wajah Pemberani di SD Plus Al-Muhajirin Purwakarta

Dalam sambutannya, Kepala SD Plus Al-Muhajirin, Bapak Enang Sutiana, M.Pd, menegaskan bahwa literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga keterampilan mengolah informasi, mengasah daya kritis, serta menyampaikan pemikiran secara sistematis.

“Setiap anak memiliki dunia imajinasi yang luas. Jika mereka terbiasa menulis, mereka tidak hanya belajar merangkai kata, tetapi juga berpikir logis, kreatif, dan terstruktur. Menulis adalah jembatan menuju masa depan, di mana gagasan dan inovasi akan menjadi penentu keberhasilan,” ujarnya.

Semangat itu tampak jelas dari antusiasme para siswa yang hadir. Banyak di antara mereka mungkin belum pernah menulis cerita pendek sebelumnya, tetapi hari itu mereka datang dengan rasa ingin tahu yang besar, siap mengeksplorasi dunia baru lewat tulisan.

Menulis yang Menyenangkan dan Interaktif

Pelatihan ini jauh dari kesan monoton. Sejak awal, Kak Seli menciptakan suasana santai dan penuh keakraban. Ia mengawali dengan pertanyaan sederhana, “Siapa di sini yang suka bercerita?” Hampir semua tangan terangkat.

“Nah, menulis itu sebenarnya seperti bercerita. Bedanya, kalau bercerita hanya didengar oleh orang-orang di sekitar kita, menulis membuat cerita kita bisa dibaca kapan saja, di mana saja, bahkan oleh orang yang belum kita kenal,” jelasnya.

Baca Juga:  Ketua LP Ma'arif Jabar Dr. Hj. Ifa Faizah Sampaikan Strategi Penguatan Pendidikan Berbasis Aswaja dan Teknologi di Hadapan Ratusan Guru di Bekasi

Para siswa kemudian diajak memahami bagaimana cerita pendek disusun—mulai dari menentukan ide, membangun karakter, hingga menyusun konflik dan resolusi. Dengan contoh-contoh sederhana yang dekat dengan kehidupan anak-anak, mereka lebih mudah memahami konsep dasar dalam menulis.

Namun, pelatihan ini bukan sekadar teori. Para siswa langsung diberi kesempatan untuk menulis!

Di sesi lain, penulisan karya tulis ilmiah mengajarkan mereka bagaimana menuangkan ide secara logis dan berbasis data. Kak Seli memperkenalkan konsep observasi sederhana dan cara menuliskan hasilnya. Beberapa siswa mulai berani menyusun gagasan mereka sendiri—ada yang ingin menulis tentang eksperimen sederhana di rumah, ada yang tertarik meneliti kebiasaan membaca teman-temannya, dan ada pula yang ingin membahas lingkungan sekolah.

Tak hanya melatih keterampilan menulis, sejumlah kuis dan aktivitas dalam pelatihan ini juga mengasah daya pikir cepat, kerja sama tim, serta keberanian dalam mengemukakan pendapat. Wajah-wajah ceria terlihat di antara para siswa yang bersemangat mengikuti sesi demi sesi.

Baca Juga:  Al Muhajirin Berbagi Berkah di Bulan Suci Ramadhan

Di penghujung acara, beberapa siswa diminta membacakan cerita atau ide penelitian mereka di depan teman-temannya. Ada kebanggaan di wajah mereka saat mendapatkan apresiasi atas karyanya.

Menanamkan Kebiasaan Menulis Sejak Dini

Pelatihan ini bukan sekadar kegiatan satu hari, tetapi sebuah langkah awal untuk menanamkan kebiasaan menulis dalam keseharian siswa. Kepala sekolah menyatakan bahwa kegiatan serupa akan terus didorong agar siswa semakin terbiasa mengungkapkan ide dan gagasannya lewat tulisan.

Menulis adalah keterampilan yang bisa diasah. Hari ini mereka mungkin baru mulai, tetapi siapa tahu di antara mereka ada yang kelak menjadi penulis hebat, jurnalis, atau ilmuwan yang menuliskan pemikirannya untuk dunia.

Hari itu, pelatihan berakhir dengan senyum puas di wajah para siswa. Mereka tidak hanya belajar teknik menulis, tetapi juga menemukan bahwa menulis bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan, kreatif, dan penuh petualangan.

Jika hari ini mereka baru mulai melangkah, siapa yang tahu seberapa jauh mereka akan melangkah di masa depan? Al-Muhajirin untuk Dunia! (*)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *