
Kairo – Penasihat Grand Syekh Al Azhar untuk urusan mahasiswa asing Prof. Dr. Nahla Shabri Al Suaidy menyambut baik kunjungan Pimpinan Ponpes Al-Muhajirin sekaligus Rois Suriyah PWNU Jawa Barat Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA di Mesir dalam rangkaian program Muhibbah Romadhon.
Prof. Dr. Nahla Shabri Al Suaidy yang sekaligus Pimpinan Markaz Tathwir Al Azhar menyambut langsung kedatangan Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA di Kantor Markaz Tathwir, Kairo, Mesir, pada Jumat 7 Maret 2025 pukul 13.00 waktu setempat.
Turut hadir dalam pertemuan ini beberapa pengurus Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jawa Barat (KPMJB) serta perwakilan alumni Pondok Pesantren Al Muhajirin.
Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama di bidang pendidikan dan pembinaan, khususnya penguatan pendidikan bahasa Arab serta persiapan dan prosedur pendaftaran ke Universitas Al Azhar.
Sebagai tokoh Jawa Barat, Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin menekankan pentingnya kaderisasi ulama yang berhaluan wasathiyyah (moderat) di Jawa Barat. Kyai Abun menyatakan bahwa kerja sama dengan pihak Al Azhar, khususnya Markaz Tathwir, menjadi langkah strategis untuk mendukung tujuan tersebut.
Dalam suasana dialog yang hangat, Dr. Nahla menyampaikan rasa senang dan bahagia atas kunjungan PWNU Jawa Barat ini.
“Selama ini, saya beberapa kali mengunjungi Indonesia dan memenuhi undangan dari berbagai pihak, namun belum pernah diundang oleh NU. Ternyata, sekarang justru saya bisa bertemu langsung dengan perwakilan NU di sini. Ini sangat membahagiakan,” ungkapnya.
Dr. Nahla juga menyatakan keinginannya untuk menjalin kerja sama dengan NU, baik di bidang pendidikan maupun dakwah, terutama yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan.
Dalam pertemuan ini juga kedua tokoh sepakat bahwa Bahasa Arab memiliki posisi penting bagi umat Islam. Selain sebagai identitas seorang muslim, juga sebagai modal utama membuka khazanah Islam yang lebih luas.
Kyai Abun Bunyamin menyimpulkan bahwa pertemuan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan perhatian terhadap pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir, khususnya yang berasal dari Jawa Barat.
“Mahasiswa asal Jawa Barat adalah aset penting bagi pembangunan daerah. Mereka adalah calon ulama yang akan membawa nilai-nilai wasathiy dan toleran, sesuai dengan jargon NU,” tegasnya.
Kyai Abun juga akan menyampaikan hal ini kepada Gubernur Jawa Barat agar pemerintah daerah dapat memberikan perhatian serius terhadap mahasiswa asal Jawa Barat.
“Sudah saatnya mahasiswa Jawa Barat mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk mempersiapkan mereka sebagai kader ulama yang berkualitas,” tambahnya.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi terciptanya sinergi antara PWNU Jawa Barat, Pondok Pesantren Al Muhajirin, dan Al Azhar dalam mencetak generasi ulama yang moderat, toleran, dan siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa. (*)