SMA MA Al-Muhajirin Tingkatkan Kualitas Pengajaran: Supervisi dan Implementasi NIFHASy, Metode Belajar Ulama Salaf

Bagikan artikel ini:
Potret santri putri SMA MA Al Muhajirin sedang belajar kitab/dok SMA MA Al Muhajirin

PURWAKARTA- Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pengajaran di SMA dan MA Al-Muhajirin Kampus Pusat Purwakarta, pihak sekolah melaksanakan supervisi terhadap para guru pada Senin, 29 Juli 2024.

Supervisi ini merupakan bagian dari program peningkatan kualitas pendidikan yang bertujuan untuk memastikan bahwa metode pengajaran yang diterapkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Baca Juga:  Dr. Hj. Ifa Faizah Apresiasi Terselenggaranya Jambore Santri Mandiri yang Diikuti 1400 Santri Madrasah Ibtidaiyah

Supervisi kali ini memfokuskan pada penerapan 5 Langkah Belajar NIFHASy dalam proses pengajaran.

Langkah pertama adalah Niat, di mana setiap kegiatan pengajaran dimulai dengan niat yang tulus dari para guru untuk mendidik.

Selanjutnya, Istima’ atau menyimak, menekankan pentingnya siswa untuk menyimak pelajaran dengan seksama.

Kemudian, aspek Faham memastikan bahwa siswa benar-benar memahami materi yang diajarkan. Hafal mendorong siswa untuk menghafal konsep penting, sementara Amal dan Nasyru mendorong penerapan ilmu dalam kehidupan sehari-hari dan menyebarluaskan ilmu kepada orang lain.

Baca Juga:  Keceriaan Santri Ponpes Al-Muhajirin 3 di Perlombaan Special Muharram 1446 Hijriah

Penerapan Pembelajaran NIFHASy ini merupakan khas SMA MA Al-Muhajirin yang mereduplikasi metode belajar ulama salaf.

Aspek lain yang menjadi fokus supervisi adalah penerapan Mudzakarah, yaitu diskusi intensif antara siswa dan guru untuk memperdalam pemahaman materi.

Selain itu, Integrasi Ilmu atau pendekatan interdisipliner diperkenalkan untuk menghubungkan berbagai disiplin ilmu, menciptakan pemahaman yang lebih komprehensif.

Baca Juga:  Ketua Muslimat NU Kota Tasikmalaya Sebut Teh Ifa Adalah Sosok yang Amanah

Bagi mata pelajaran kitab kuning, aspek Khatam/Tamat Lhagat/Terjemah mendorong siswa untuk menyelesaikan pembelajaran kitab kuning serta terjemahannya dengan baik.

Dalam aspek teknis, supervisi juga menilai penerapan metode Mudzakaroh untuk mengulang dan mendiskusikan kembali materi pelajaran secara mendalam. Mutharohah, atau metode tanya jawab, digunakan untuk memastikan pemahaman yang utuh, sedangkan Munadzarah, debat ilmiah antar siswa, dirancang untuk mempertajam kemampuan berpikir kritis dan analitis. (*)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *