
PURWAKARTA- Di sebuah kelas di SMP Fullday Al-Muhajirin Purwakarta, Alif Pradani terbiasa dengan suasana yang berbeda. Suara lantunan ayat suci sering mengiringi kesehariannya. Namun, di balik ketekunan menghafal Al-Qur’an dan mendalami ilmu agama, ia juga memiliki kecintaan mendalam terhadap angka-angka dan rumus-rumus yang sering kali membuat banyak orang bergidik.
Bakat luar biasa itu kini membawanya ke panggung dunia. Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO) 2025 menjadi saksi bagaimana santri asal Purwakarta ini menorehkan sejarah.
Tak tanggung-tanggung, empat piala dan dua medali emas berhasil ia bawa pulang dari kompetisi bergengsi yang berlangsung di Chiang Mai, Thailand, pada 20-24 Februari 2025.
Alif bukan hanya menjadi peserta, tetapi tampil sebagai Champion Level Secondary 2, gelar tertinggi bagi peserta dengan skor terbaik di jenjangnya.
Ia juga menyapu bersih tiga kategori utama dengan memperoleh Boole Prize untuk Logical Thinking, Leibniz Prize untuk Arithmetic/Algebra, serta Euler Prize untuk Number Theory.
Tak berhenti di situ, ia juga meraih Gold Medal di Final Round, menempatkannya sebagai Rank #1 International Round Level S2, serta Gold Medal di Heat Round sebagai Rank #1 National Round Level S2.
Bukan Sekadar Angka, Tapi Perjuangan
Di balik pencapaian luar biasa ini, tentu saja ada perjalanan panjang yang tak mudah yang memuat kedisiplinan dan etos belajar yang kuat, ada dukungan dari orang tua dan para guru yang juga menjadi faktor utama keberhasilannya.
Dalam pidato kemenangan di Thailand, Alif dengan penuh haru menyampaikan rasa terima kasihnya. “Alhamdulillah, terima kasih kepada orang tua dan para guru saya yang telah terus mendukung saya, sehingga saya bisa mencapai ini. Dan terima kasih kepada penyelenggara TIMO yang telah mengadakan acara luar biasa ini. Semua pengalaman ini sangat berharga bagi saya. Terima kasih,” ucapnya di atas panggung, dalam Bahasa Inggris.
Dari Purwakarta ke Panggung Dunia
Prestasi ini bukan yang pertama bagi Alif. Pada September 2024 lalu, ia juga telah mengharumkan nama Indonesia dengan meraih medali emas di Philippine International Mathematical Olympiad (PhIMO) 2024 di Manila, Filipina. Dua kemenangan berturut-turut di tingkat internasional semakin membuktikan bahwa santri juga bisa bersaing di level global.
Bagi SMP Fullday Al-Muhajirin, kemenangan Alif adalah bukti bahwa pendidikan berbasis pesantren tidak hanya menghasilkan santri yang unggul dalam nilai-nilai keislaman, tetapi juga mampu berprestasi dalam bidang akademik yang kompetitif.
Kini, Alif menjadi inspirasi bagi banyak pelajar di Indonesia. Prestasinya menunjukkan bahwa dengan kerja keras, disiplin, dan doa, tidak ada yang tidak mungkin. Dari ruang kelas di Purwakarta, ia telah menaklukkan panggung matematika dunia. Dan ini mungkin baru permulaan.
Karena bagi Alif, angka dan rumus bukan sekadar soal hitungan—tetapi tentang bagaimana ia memahami dunia dan membuktikan bahwa santri bisa menjadi juara di mana saja. (*)