DR. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd Sampaikan 4 Peran Penting Guru, di Upcara Hari Guru Nasional 2024

Bagikan artikel ini:

PURWAKARTA – Tanggal 25 November 2024 jatuh pada hari Senin. Tanggal ini diperingati sebagai Hari Guru Nasional (HGN).

Mengutip Pedoman Peringatan Hari Guru Nasional 2024 yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Hari Guru Nasional tahun 2024 mengusung tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini diharapkan bisa membangkitkan semangat para guru untuk menjadi pendidik yang hebat demi terciptanya Indonesia yang lebih maju. 

Dalam hal ini, Pondok Pesantren Al Muhajirin, memperingati dan mengisi Hari Guru Nasional 2024 dengan gelar upacara dengan pembina upacara Ketua Yayasan Al-Muhajirin, Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd.,

Dalam amanatnya, DR. Hj, Ifa menyampaikan pesan mendalam tentang peran dan jasa guru sebagai pilar utama pendidikan.

“Hari ini adalah hari bersejarah bagi kita semua, sebagai santri dan pelajar, kita takan mampu meraih keberhasilan tanpa dukungan seorang guru.” Ucapnya.

Baca Juga:  Santri Al Muhajirin Raih Prestasi di Kejuaraan Taekwondo Tingkat Internasional

Dalam kesempatan ini, DR. Hj. Ifa  juga menegaskan pentingnya peran guru, yaitu :

  1. Guru sebagai Pengantar Ilmu – “Guru adalah sosok pertama yang mengenalkan ilmu, mengajarkan berbagai hal, dan mengantarkan kita mengenal Allah serta Rasul-Nya.”
  2. Kehormatan Guru – “Dalam Kitab Ta’limul muta’alim : Dibandingkan dengan orang tua, guru adalah pihak yang pertama kali harus kita hormati, meskipun orang tua adalah guru pertama dalam kehidupan kita.”
  3. Amanah Besar Guru – “Tanggung jawab guru bukan hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga memberikan sentuhan hati agar ilmu tersebut dapat menjadi jalan mendekatkan diri kepada Allah.”
  4. Doa untuk Guru – Beliau mendoakan agar para guru dimuliakan, diberkahi rezekinya, dan ilmunya bermanfaat.

Pesan untuk Generasi Pendidik


Dalam sambutannya DR. Hj. Ifa mengingatkan bahwa menjadi guru adalah proses pembelajaran sepanjang hayat. 

“Jika ingin menjadi guru yang baik, maka kita harus terus belajar. ما زلنا طالبا – Kita tetaplah pelajar.” Pesan DR. Hj. Ifa yang juga sebagai ketua LP Ma’arif NU Jawa Barat.

Baca Juga:  Guru SMA MA Al-Muhajirin Ibu Siti Masitoh, S. Hum Ungkap Enam Cara Usir Stres bagi Pelajar

Upacara diakhiri dengan refleksi tentang pentingnya dedikasi para guru dalam membangun generasi yang berilmu dan berakhlak. Hari Guru Nasional ini menjadi momentum untuk menghargai jasa para pendidik yang telah mencurahkan seluruh hidupnya demi kemajuan bangsa.

Sejarah Hari Guru Nasional

Merujuk laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hari Guru Nasional ada tidak lepas dari peran pentingnya keberadaan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Kala itu PGRI berdiri pada tanggal 25 November 1945. Sebelum berubah menjadi nama PGRI, pada tahun 1912, organisasi ini masih bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).

PGHB didirikan sebagai wadah bagi semua kepala sekolah, guru desa, guru bantu, hingga perangkat sekolah lainnya. Pada tahun1932, PGHB mengubah namanya menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

Baca Juga:  Selamat dan Berkah. Ri’ayah Hilmiyaty’adilah Santri SMA Al Muhajirin Raih Penghargaan di Momen HSN 2024

Lantaran saat itu Indonesia masih dalam genggaman penjajah maka mereka tidak menerima unsur nama “Indonesia”.

Pada jaman penjajahan Jepang, PGI dilarang untuk melakukan aktivitas. Namun pasca proklamasi kemerdekaan, PGI menggelar Kongres Guru Indonesia yang pertama di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 24 – 25 November 1945.

Kongres tersebut menghasilkan keputusan untuk menghapuskan perbedaan suku, ras, agama, politik, dan lainnya agar bergabung menjadi Indonesia seutuhnya dalam wadah PGRI.

PGRI secara sah kemudian diakui melalui Keputusan Presiden No. 8 Tahun 1994 bersamaan dengan ditetapkannya Hari Guru Nasional. Pada saat ini Hari Guru Nasional kerap diabadikan dengan merayakan momen bersama antara guru dan siswa. Namun yang patut diketahui bahwa di era modern saat ini ironisnya masih ada kejadian pengancaman bahkan perlawanan dari siswa terhadap guru yang mendidik mereka.

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *