PURWAKARTA- Pondok Pesantren Al-Muhajirin menggelar Pekan Musabaqoh Qiroatil Kutub (PESBUQ) ke-14 dengan tema “Memenangkan Persaingan Global dengan Penguasaan Ilmu-Ilmu Kitab Kuning.”
Acara pembukaan yang berlangsung di lapangan Al-Mukhtar, pesantren Al-Muhajirin Pusat ini dihadiri oleh seluruh santri putra, santri putri, usdatz, dan ustadzah.
Adapun PESBUQ atau perlombaan kitab kuning, merupakan acara tahunan di Al-Muhajirin. Dan ini merupakan tahun ke-14 PESBUQ diselenggarakan.
“PESBUQ dalam sejarah Al-Muhajirin telah melahirkan alumni-alumni hebat,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muhajirin, KH. R. Marpu Muhidin Ilyas, MA dalam sambutannya di pembukaan acara Selasa 30 Juli 2024 malam.
KH. Marpu menjelaskan latarbelakang penggunaan nama PESBUQ dalam acara ini, yakni agar Santi mengasosiasikan PESBUQ dengan kitab kuning, bukan media sosial.
Menurutnya, cara ini sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah dalam perjalanan dakwahnya, yang mendefinisi ulang beberapa istilah umum dalam bahasa arab, seperti kaya yang diubah definisinya dari banyak harta menjadi kaya akan cinta kepada Allah. Kemudian Jagoan, dari jago berkelahi, menjadi jago mengalahkan nafsu sendiri.
Selanjutnya KH. Marpu menekankan pentingnya kitab kuning sebagai pondasi utama pesantren. Beliau mengibaratkan mesjid yang akan roboh tanpa pondasi, seraya menyatakan bahwa kitab kuning adalah nyawa dan ruh pesantren.
“Guru yang betul-betul mengahabiskan waktunya untuk mempersembahkan pengajaran kitab kuning yang berkualitas, sama saja sedang menjaga nyawa Al-Muhajirin. Demikian juga dengan santri-santri yang mencintai kitab kuning, sungguh-sungguh mengkaji, berarti menjaga nyawa Al-Muhajirin,” ujarnya.
Karena peran kitab kuning yang begitu besar bagi pesantren, maka hadiah bagi pemenang PESBUQ haruslah bergengsi. KH. Marpu mengusulkan agar pemenang dari perlombaan kitab kuning ini mendapatkan hadiah berupa Umroh. “Kita usulkan hadiah umroh,” ujarnya, disambut tepuk tangan meriah.
KH. Marpu meyakinkan kepada semua peserta bahwa ilmu kuning sangat penting dikuasai dalam kehidupan. Dengan penguasaan ilmu-ilmu kitab kuning, santri akan unggul dalam kompetisi global.
Santri yang menguasai kitab kuning menjadi profesi apapun kelak; baik itu dokter, perawat, polisi, pedagang, akan unggul dari yang lain. “Sebab dunia menjadi berharga karena magnet ilmu agama yang dimiliki,” ujarnya.
KH. Marpu kemudian mengutip hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah dan Abu Daud tentang klasifikasi ilmu.
Al-‘ilmu thalāthatu famā wārā dhālika fahuwa fadhūl, āyātun muḥkamātun wa sunanun qawwīmātun… Hadist ini menguraikan klasifikasi ilmu yakni ayat-ayat Al-Qur’an yang bermakna tegas dan jelas (muhkamatun). Sunnah yang jelas dari nabi atau terhubung pada nabi (qawwīmātun). Dan Ilmu bersumber dari Al-Quran yang fardu kifayah.
Selain dari kategori-kategori ini dianggap sebagai ilmu yang sia-sia. Maka di Al-Muhajirin ada sekolah integrasi ilmu, yang menghubungkan semua ilmu ke dalam tiga kategori ilmu tersebut, sehingga tidak menjadi sia-sia.
PESBUQ kali ini menampilkan 33 cabang perlombaan yang dibagi ke 5 kategori yang mencakup aspek-aspek penting dari kitab kuning, seperti Nahwu, Shorof, Al-Qur’an, dan Hadits. Selamat berkompetisi ya. Al-Muhajirin Mengakar ke Bumi, Menjulang ke Langit! (*)