Syeikh Mufti Ayder Rustamov Kunjungi Pesantren Al Muhajirin Purwakarta: Ungkap Perjuangan Panjang Muslim Tatar Krimea

Bagikan artikel ini:
Ketibaan Mufti Republik Otonomi Krimea, Syeikh Ayder Rustamov dan rombongan di Guest House Al-Muhajirin Purwakarta, Kamis 19 Oktober 2024. Tampak menyambut, Pimpinan Pesantren Al-Muhajirin Syaikhuna Prof. Dr. KH Abun Bunyamin, MA dan Ketua Yayasan Al-Muhajirin Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd serta jajaran.

PURWAKARTA– Pesantren Al Muhajirin Purwakarta mendapatkan kunjungan kehormatan dari delegasi tingkat tinggi pemimpin Tatar Crimea yakni Syeikh Ayder Rustamov yang merupakan Mufti dari Administrasi Keagamaan Republik Otonomi Krimea.

Kehadirannya disambut hangat oleh keluarga besar Al-Muhajirin dengan lantunan sholawat thola’al badru dan penampilan marawis para santri.

Tak hanya itu, Syeikh Ayder Rustamov dan rombongan juga dijamu Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA, dengan kuliner khas Purwakarta, sate maranggi.

Dalam kesempatan kunjungan ini, Syeikh Ayder Rustamov menjadi pembicara dalam Seminar Internasional STAI Al-Muhajirin bertajuk “Mengenal Peradaban Islam di Ukraina”, yang berlangsung di Aula SDK Al-Muhajirin Kampus Pusat, Kamis 19 Desember 2024.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin yang sekaligus Rois Syuriah PWNU Jabar Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA, Ketua Yayasan Al-Muhajirin Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd., Sekretaris Yayasan Al-Muhajirin Dr. H. Amit Saepul Malik, M.Pdi, Rektor ITM, Dr. Eti Jumiati, S.E., M.M., KH. Ade Mumuh Al-Baiquni, para santri, mahasiswa, dosen STAI Al Muhajirin, serta Institut Teknologi Al-Muhajirin (ITM). Hadir juga Dr. H. Munir Huda, S.Ag M.Si Kasi Penmad Kemenag Purwakarta.

Seminar ini membuka wawasan mendalam tentang sejarah, perjuangan, dan kondisi umat Islam Tatar Krimea.

Baca Juga:  SMI 1-3 Al-Muhajirin Purwakarta Santuni Anak Yatim di Parungbanteng Sukasari
Seminar Internasional STAI Al-Muhajirin bertajuk “Mengenal Peradaban Islam di Ukraina”, yang berlangsung di Aula SDK Al-Muhajirin Kampus Pusat, Kamis 19 Desember 2024. Mufti Republik Otonomi Krimea, Syeikh Ayder Rustamov berkesempatan menjadi pemateri menyampaikan sejarah perjuangan panjang Muslim Tatar Krimea.

Sejarah Panjang Perjuangan Tatar Krimea

Menurut Syeikh Ayder, invasi pertama Kekaisaran Rusia terhadap Krimea terjadi pada tahun 1783, yang menyebabkan pembunuhan puluhan ribu umat Islam di wilayah tersebut. Tekanan ini memaksa sebagian besar masyarakat Tatar Krimea untuk mengungsi ke negara-negara tetangga seperti Rumania, Bulgaria, Polandia, dan Lithuania. Bahkan, para pemimpin agama seperti Mufti di negara-negara tersebut banyak yang berasal dari keturunan Tatar Krimea.

Namun, invasi ini bukanlah akhir. Pada masa Uni Soviet, tekanan terhadap umat Islam semakin meningkat. Kebijakan komunis melarang praktik keagamaan dan memanfaatkan sumber daya masyarakat untuk mendukung tentara Soviet, yang menyebabkan kelaparan besar pada 1932-1933 di Ukraina.

Deportasi Massal di Era Stalin

Pada era Stalin, tindakan represif terhadap umat Islam memuncak. Pada 1944, Tatar Krimea bersama etnis Muslim lainnya seperti Chechnya, dipaksa meninggalkan tanah air mereka melalui deportasi massal ke Asia Tengah. “Kakek dan nenek saya adalah korban deportasi ini. Tengah malam, tentara Rusia masuk ke rumah, memberikan waktu satu jam untuk bersiap, lalu membawa mereka dengan kereta. Dari dua juta orang Tatar Krimea yang dideportasi, setengahnya meninggal dalam perjalanan,” ujar Syeikh Ayder.

Kembali ke Krimea dan Tantangan Baru

Baca Juga:  Puluhan Ribu Jamaah Nahdliyin Antusiasi Hadiri Puncak HSN 2024 Kabupaten Purwakarta di Stadion Purnawarman

Setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991, sebagian Tatar Krimea kembali ke tanah air mereka. Namun, jumlahnya jauh berkurang, dari 2 juta menjadi hanya 350 ribu orang. Meski demikian, komunitas Tatar Krimea mulai bangkit dan berusaha menghidupkan kembali tradisi serta warisan Islam yang sempat ditinggalkan.

Namun, pada 2014, Federasi Rusia kembali menduduki Krimea, menciptakan tantangan baru bagi umat Islam di sana. “Ratusan Muslim dipenjara tanpa alasan jelas, puluhan orang hilang, dan lebih dari 1 juta orang Rusia dipindahkan ke wilayah Krimea,” ungkap Syeikh Ayder.

Melalui seminar ini, Syeikh Ayder mengajak umat Islam di dunia untuk lebih mengenal dan peduli terhadap perjuangan komunitas Muslim Tatar Krimea

Pesan Perdamaian dari Al-Muhajirin

Ketua Yayasan Al-Muhajirin Purwakarta, Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd., menyampaikan rasa syukur atas kunjungan Syeikh Ayder Rustamov, Mufti Krimea. “Alhamdulillah, hari ini kita kedatangan tamu istimewa, ahlan wa sahlan kami sampaikan kepada Al-Mukarrom Syeikh Ayder Rustamov.”

Dalam sambutannya, Dr. Ifa menyoroti kondisi umat Islam di Ukraina yang mengalami berbagai kesulitan akibat konflik berkepanjangan. “Di sana, terdapat hampir 2 juta saudara Muslim kita, mayoritas bermazhab Sunni Hanafiah, yang hidup dalam kesulitan. Kesedihan mereka adalah kesedihan kita juga.”

Beliau mengajak seluruh umat Islam untuk memperluas empati dan solidaritas kepada saudara-saudara Muslim di berbagai belahan dunia. “Kehadiran Syeikh dari Ukraina membuka wawasan kita tentang perjuangan mereka. Ini menjadi pengingat bahwa kita harus memiliki hati yang peduli, saling mendoakan, mendukung, dan menentang segala bentuk penindasan.”

Baca Juga:  Semarak Hari Literasi Internasional di SMP Fullday Al-Muhajirin Purwakarta: Literasi Pesat, Indonesia Hebat!

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin, Syaikhuna Prof. Dr. KH. Abun Bunyamin, MA., juga menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya perdamaian.

“Kami sudah mendengarkan banyak hal tentang apa yang terjadi di Ukraina. Kami ucapkan terima kasih kepada Syeikh Mufti yang sudah datang ke sini dari Ukraina,” ujarnya.

Beliau berharap agar peperangan segera berakhir dan perdamaian dapat diwujudkan. “Peperangan tidak ada gunanya. Yang menang akan menjadi abu, yang kalah akan menjadi arang. Oleh karena itu, kita berharap peperangan segera berakhir,” ujarnya.

Perdamaian harus diwujudkan, mengacu pada semangat mukadimah UUD 1945 yang mencita-citakan perdamaian dunia, beliau mengajak semua untuk terus mendoakan.

“Mudah-mudahan doa para santri, khususnya yang hafal Al-Quran, diijabah doanya, perdamaian di Ukraina, demikian pula Palestina segera merdeka,” ujar Syaikhuna KH. Abun Bunyamin, yang secara simbolis kepada Syeikh Ayder Rustamov, memberikan bantuan dana kemanusiaan untuk Muslim Tatar Krimea, dan selanjutnya menutup seminar ini dengan doa dan ayat suci Al-Quran. (*)

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *