
Bandung Barat, sebuah daerah yang dikelilingi hijaunya pegunungan, menyimpan cerita luar biasa. Di tengah hiruk-pikuk rutinitas, seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun, Sri Devi, menjadi simbol perjuangan dan harapan. Di balik senyumnya yang polos, terdapat beban hidup yang berat, tetapi ia menjalaninya dengan keberanian.
Perjuangan di Usia Belia
Sri Devi, seorang siswi kelas 4 SD, bukan pelajar biasa. Ketika teman-teman seusianya sibuk bermain, ia sudah terbiasa dengan tugas yang jauh lebih berat: menghidupi adik kecilnya dan merawat ayahnya yang sedang sakit.
Sang ibu telah meninggal dunia. Sementara itu, ayah Sri Devi harus menjalani amputasi kaki akibat kecelakaan yang merenggut kemampuannya untuk bekerja.
Keluarga kecil ini jelas dalam kesulitan. Namun, keterbatasan tidak memadamkan api semangat Sri Devi. Setiap pagi, ia menyusuri jalanan menuju sekolah, membawa buku-buku dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Setelah jam sekolah usai, ia bekerja demi menambah penghasilan, memastikan adiknya tetap bisa makan, dan ayahnya mendapatkan perawatan yang layak.
Di tengah kesulitan ini, Sri Devi percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan yang melingkupinya, dan meretas jalan menuju masa depan yang lebih baik.
Ia belajar dengan giat, meski di malam hari harus berbagi cahaya lampu redup dengan tugas-tugas rumah yang tak pernah usai. Bagi Sri Devi, setiap huruf yang ia baca, setiap angka yang ia hitung, adalah langkah kecil menuju masa depan yang lebih cerah.
Dompet Sabilillah Al-Muhajirin
Keberanian Sri Devi tak luput dari perhatian. Dompet Sabilillah Al-Muhajirin, sebuah lembaga sosial yang berkomitmen pada pendidikan anak-anak kurang mampu, hadir memberikan dukungan.
Melalui program bantuan beasiswa anak asuh, Sri Devi kini mendapatkan beasiswa rutin yang tidak hanya membantu kebutuhan sekolahnya, tetapi juga menjadi pengingat bahwa ia tidak sendiri dalam perjuangannya.
Bagi Dompet Sabilillah, Sri Devi adalah inspirasi. Setiap rupiah yang disalurkan oleh para donatur menjadi bukti bahwa kebaikan kolektif dapat mengubah hidup seseorang. Dan bagi Sri Devi, bantuan ini adalah harapan—sebuah sinar kecil di tengah gelapnya perjalanan hidup.
Kisah Sri Devi adalah pengingat bahwa di tengah kenyamanan kita, ada anak-anak seperti dia yang membutuhkan uluran tangan. Dengan bantuan yang diberikan, mereka dapat bermimpi lebih besar, melangkah lebih jauh, dan kelak menjadi penerang bagi orang lain.
Sri Devi masih menyusuri jalan panjang kehidupannya, tetapi ia tidak lagi berjalan sendirian. Ada tangan-tangan dermawan yang menopangnya, ada doa-doa yang menyertai langkah kecilnya. Dan suatu hari nanti, mungkin kita akan melihatnya berdiri sebagai sosok dewasa yang kuat, yang membawa perubahan bagi dunia, seperti dunia telah berubah untuknya hari ini.
Mari kita teruskan perjalanan ini. Demi Sri Devi, dan demi mereka yang menunggu kesempatan untuk bermimpi. (*)