
BEKASI – Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd., Ketua LP Ma’arif NU Jawa Barat, menghadiri kegiatan In House Training (IHT) di TK dan SD Islam Al-Bayani. Acara ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja) di kalangan guru dan siswa, serta memperkenalkan metode pembelajaran Kitab Kuning dengan pendekatan Mufham.
Ketua Yayasan Kanzul Wafa Elbayani, H. Romdoni Sugianto Hasan, S.Pd.I., dalam sambutannya menyatakan, “Keberkahan besar bagi kami dapat dihadiri oleh Ketua LP Ma’arif NU Jawa Barat. Semoga Al-Bayani semakin maju. Insya Allah, nanti dari Al-Bayani akan meminta izin untuk berkunjung ke Al-Muhajirin. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak yang terlibat.”
Beliau juga menyampaikan harapannya agar kegiatan IHT ini bisa menjadi momentum penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di TK dan SD Islam Al-Bayani.

“Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi dan semangat baru bagi para pendidik di sini. Mari kita jadikan sekolah ini sebagai tempat yang menyenangkan bagi anak-anak untuk belajar dan mengembangkan diri.” Ujar H. Romdoni
Sementara itu, Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd., dalam sambutannya memberikan beberapa poin penting yang menginspirasi.
“Ma’arif harus memiliki nilai juang, dan kita harus percaya diri bahwa kita memiliki nilai jual. Kita harus berani menunjukkan bahwa kita adalah sekolah berbasis Aswaja NU, dengan demikian, kita akan mampu bersaing dan memberikan kontribusi positif bagi pendidikan di Indonesia.” Ungkap Teh Ifa.
Beliau juga menekankan pentingnya kekuatan literasi Aswaja di Jawa Barat. “Kita harus memperkuat literasi Aswaja di kalangan guru dan siswa. Literasi ini tidak hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Aswaja yang harus kita tanamkan sejak dini.” Ucapnya.
Selain itu, Teh Ifa mengajak para guru untuk terus berinovasi. “Guru-guru harus terus produktif dan berkarya. Kita tidak boleh berhenti berinovasi, setiap guru harus memiliki semangat untuk mengembangkan diri dan mencari metode-metode baru yang dapat membantu siswa lebih mudah memahami materi pelajaran, terutama dalam memahami Kitab Kuning.” Pungkasnya.